Tim HR di banyak perusahaan kini telah mulai menawarkan pelatihan ketahanan aktif, menyusun kebijakan kerja yang fleksibel, dan memberikan akses ke fasilitas konseling. Dukungan ini menciptakan ekosistem yang memungkinkan karyawan untuk beradaptasi dan tetap produktif dalam jangka panjang.
Ketahanan aktif bukan sekadar solusi sementara, tetapi menjadi filosofi jangka panjang yang mendukung batasan profesional yang sehat. Dengan menerapkan active resilience, kita dapat mengharapkan pergeseran positif yang meliputi budaya kerja yang lebih inklusif dan penuh empati.
Ini menjadi pilihan yang lebih berkelanjutan daripada quiet quitting, memberi ruang bagi karyawan untuk berkembang sambil menjaga keseimbangan kehidupan kerja. Dalam dunia kerja yang penuh tantangan ini, active resilience mungkin menjadi salah satu kunci untuk menciptakan harmoni antara ambisi dan ketenangan batin.
Pada akhirnya, ketahanan aktif adalah sebuah evolusi yang menjanjikan dalam dunia kerja modern. Tidak hanya menjadi strategi bertahan, tetapi juga upaya proaktif untuk mengelola batasan profesional dengan lebih sehat. Inilah saatnya beralih dari "quiet quitting" menuju era ketahanan aktif yang lebih produktif dan berkelanjutan.
Bagaimana dengan kalian?
Maturnuwun,
Growthmedia
NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H