Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sisi Gelap Revolusi Teknologi: Fakta yang Jarang Diungkap tentang Perusahaan Teknologi Raksasa

26 Oktober 2024   07:23 Diperbarui: 26 Oktober 2024   07:29 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mekanisme kapitalisme pengawasan yang digunakan perusahaan teknologi besar | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik

 

Monopoli pasar sering menghambat persaingan sehat di sektor digital | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik
Monopoli pasar sering menghambat persaingan sehat di sektor digital | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik

Bila perusahaan kompetitor mulai bersaing dengan produknya, Amazon cukup menurunkan harga produk serupa agar pesaing sulit bertahan di pasar. Hal ini menimbulkan "paradoks antitrust" yang artinya, regulasi yang ada malah memperkuat dominasi perusahaan besar ketimbang melindungi konsumen.

4. Jejak Karbon dari Pusat Data yang Tersembunyi

Raksasa teknologi mengandalkan pusat data yang sangat besar untuk mendukung layanan mereka. Namun, pusat data ini sering mengonsumsi energi dalam jumlah luar biasa, sehingga menghasilkan jejak karbon signifikan. McLean & Lewis (2019) dalam jurnalnya mengungkap bahwa pusat data ini memiliki dampak yang cukup mengkhawatirkan terhadap lingkungan.

 

Jejak karbon dari pusat data berdampak signifikan terhadap lingkungan | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik
Jejak karbon dari pusat data berdampak signifikan terhadap lingkungan | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik

Sebagian besar data center menggunakan energi tak terbarukan yang menghasilkan emisi gas rumah kaca tinggi. Sementara para raksasa teknologi banyak bicara tentang keberlanjutan, mereka belum sepenuhnya bertanggung jawab terhadap emisi karbon yang dihasilkan. Jika ini terus berlanjut, dampak lingkungannya akan semakin sulit diabaikan.

5. Manipulasi Informasi dalam Demokrasi

Facebook dikenal luas sebagai platform sosial yang memungkinkan komunikasi massal. Namun, sejak skandal Cambridge Analytica, Facebook diduga berperan dalam manipulasi demokrasi dengan cara memanipulasi informasi yang sampai ke pengguna. Peneliti Siva Vaidhyanathan (2018) dalam Antisocial Media menunjukkan bagaimana Facebook mendistorsi demokrasi melalui algoritma yang cenderung mengisolasi orang dalam "bubble" informasi.

 

Facebook dituding mempengaruhi pandangan politik penggunanya melalui informasi yang terpolarisasi | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik
Facebook dituding mempengaruhi pandangan politik penggunanya melalui informasi yang terpolarisasi | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik

Di balik algoritma canggih, Facebook menghadirkan berita yang dipilih berdasarkan kecenderungan pengguna, menciptakan bias yang mengakar dalam proses demokrasi. Bukan hanya masalah politik, pengguna juga cenderung sulit memperoleh informasi netral, yang justru memperparah polarisasi sosial.

***

Setiap teknologi pasti hadir membawa manfaat dan tantangannya. Namun, kita sering terjebak pada sisi positif yang terpampang di permukaan, mengabaikan sisi gelap yang tak kasat mata. Raksasa teknologi telah membawa kita ke era informasi dan kemudahan, namun konsekuensinya tak bisa diremehkan. Privasi yang terancam, pekerja yang tereksploitasi, monopoli yang menghambat inovasi, dan demokrasi yang tersandera algoritma hanyalah sebagian dari fakta yang jarang terungkap.

Penting bagi kita untuk memahami bahwa teknologi hanyalah alat yang, seperti kata Christian Lous Lange, bisa menjadi "pelayan yang berguna namun majikan yang berbahaya." Kesadaran ini mengajarkan kita untuk lebih bijaksana dalam memanfaatkan teknologi, menjaga keseimbangan antara kenyamanan dan kesadaran akan dampaknya terhadap privasi, sosial, dan lingkungan. Jadi, saat menikmati manfaat teknologi, jangan lupa juga menyelidiki sisi gelap yang mungkin terabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun