Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Seni Retret Strategis, Mengapa Pemimpin Butuh Waktu untuk Merenung

18 Oktober 2024   14:44 Diperbarui: 19 Oktober 2024   07:24 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Refleksi di puncak tertinggi adalah persiapan untuk tantangan yang lebih besar. | Ilustrasi gambar: Freepik

Di era digital yang penuh gangguan ini, pemimpin-pemimpin modern dihadapkan pada tekanan untuk selalu tersedia dan siap menyerang kapan saja. Email, pesan instan, dan media sosial sering kali menjadi penghalang untuk mencapai pemikiran yang mendalam. Salah satu manfaat utama dari retret strategis adalah memberi kesempatan untuk mematikan segala bentuk gangguan tersebut dan fokus pada apa yang benar-benar penting.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Mahatma Gandhi, "There is more to life than increasing its speed" (Ada lebih banyak hal dalam hidup daripada sekadar mempercepat lajunya). Retret membantu pemimpin memperlambat langkah, merenungkan arah yang lebih baik, dan akhirnya mengambil keputusan yang lebih tepat dan berdampak besar bagi organisasi maupun masyarakat. Atau Slow Down to Speed Up kalau menurut bukunya Lothar J Seiwert.

Retret bukan hanya tentang merenung untuk diri sendiri, tetapi juga mempersiapkan organisasi untuk tantangan masa depan. Ketika pemimpin memiliki kejelasan visi, mereka bisa memandu tim mereka dengan lebih efektif. Waktu yang dihabiskan dalam kesunyian bukanlah bentuk kemalasan, melainkan investasi dalam diri. Retret memampukan pemimpin untuk kembali dengan energi baru, ide-ide segar, dan strategi yang tajam.

***

Seorang pemimpin yang merenung adalah pemimpin yang mampu membawa organisasi ke depan. Jadi, jika seorang pemimpin memutuskan untuk mengambil waktu di Hambalang atau di mana pun, itu bukan tanda bahwa mereka sedang mundur. Itu justru tanda bahwa mereka sedang menyiapkan diri untuk loncatan besar berikutnya.

Semoga kabinet pemerintahan kedepan yang tengah digodok oleh Prabowo di Hambalang saat ini mampu mengemban tugas untuk memperbaiki kualitas negeri ini dengan kepemimpinan yang berkualitas pula.

Jangan sampai retret Hambalang sekadar menjadi ajeng pamer euforia jabatan kepada rakyat namun tidak becus bekerja.

Maturnuwun,

Agil Septiyan Habib

NB: Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun