Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Inovasi Pertanian Digital, Solusi Krisis Pangan di Tengah Lonjakan Harga Beras

9 Oktober 2024   05:32 Diperbarui: 9 Oktober 2024   19:13 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat pertanian presisi seperti drone membantu petani menyemprotkan pestisida secara akurat | Ilustrasi gambar: freepik.com/rorozoa

Namun, terlepas dari manfaatnya, teknologi ini tidaklah murah. Banyak petani kecil yang tidak memiliki akses atau kemampuan untuk mengadopsi teknologi ini. Di sinilah peran pemerintah dan lembaga swasta sangat penting. 

Bantuan subsidi untuk teknologi pertanian digital bisa menjadi solusi yang tepat. Dan tentu saja, edukasi terhadap petani juga diperlukan agar mereka bisa menggunakan teknologi ini dengan maksimal. Dalam hal inira sarjana ilmu pertanian mungkin perlu berkolaborasi dengan para sarjana ilmu teknologi informatika.

Bahkan, menurut laporan dari jurnal Digital Agriculture (2023), jika Indonesia bisa mengadopsi teknologi digital secara masif di sektor pertanian, kita bisa menurunkan harga beras hingga 15% dalam beberapa tahun mendatang. Ini bukan sekadar prediksi, tetapi kenyataan yang bisa kita wujudkan dengan kerja sama antara pemerintah, petani, dan sektor swasta.

Masa Depan Pertanian, Kolaborasi Teknologi dan Petani

Namun, teknologi saja tidaklah cukup. Tanpa petani yang mau berinovasi, teknologi hanya akan menjadi alat yang mahal dan tidak terpakai. Seperti kata Henry Ford, "Coming together is a beginning; keeping together is progress; working together is success." Kita tidak bisa berharap petani beralih ke teknologi tanpa dukungan dari berbagai pihak.

Bagaimana kalau kita membayangkan masa depan di mana setiap petani di Indonesia memiliki akses ke perangkat digital untuk mengelola lahannya? Di mana aplikasi cuaca bisa memprediksi kapan musim hujan akan datang, dan perangkat pintar bisa mendeteksi serangan hama sejak dini? Semua ini mungkin, tetapi hanya jika kita memulainya dari sekarang.

Pada dasarnya, kita tidak sedang mengangankan masa depan, melainkan mengupayakan masa depan dengan teknologi digital di bidang pertanian. 

Petani menggunakan aplikasi smartphone untuk memantau lahan pertanian mereka | Ilustrasi gambar: freepik.com/pressfoto
Petani menggunakan aplikasi smartphone untuk memantau lahan pertanian mereka | Ilustrasi gambar: freepik.com/pressfoto

Kita perlu membangun komunitas pertanian yang saling terhubung melalui teknologi. Jika di masa lalu petani hanya berkomunikasi dengan tetangga di desanya. Sekarang, dengan aplikasi digital, mereka bisa belajar dari petani di daerah lain, atau bahkan dari negara lain. Ini adalah kolaborasi yang bisa mengubah wajah pertanian Indonesia.

Mungkinkah kita berhasil melakukannya? Semoga.

Maturnuwun,

Growthmedia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun