Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker & Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengelola Investasi dan "Passive Income" dengan Kecerdasan Emosional

6 Oktober 2024   20:39 Diperbarui: 6 Oktober 2024   20:40 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar kata "investasi," bayangan kita seringkali tertuju pada grafik saham yang berfluktuasi atau tumpukan laporan keuangan yang menakutkan.  Sebuah tantangan intelektualitas bagi mereka yang berotak encer. Namun, benarkah investasi hanya berkutat pada angka-angka dan risiko semata? Dalam perjalanan menuju kebebasan finansial, kecerdasan emosional (Emotional Intelligence / EI) ternyata memegang peranan penting yang tak boleh diabaikan.

Kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan kita untuk memahami dan mengelola emosi sendiri serta orang lain, dapat menjadi alat yang ampuh dalam membuat keputusan investasi yang lebih bijak.

Sejak kecil, kita diajarkan untuk menjadi "pintar" secara akademis, tetapi seringkali kita melupakan aspek emosional dari kehidupan. Satu hal yang pasti: tidak ada yang mau mengabaikan emosi ketika mengelola keuangan mereka. Namun, ironisnya, banyak dari kita justru melakukan hal itu. Kita terjebak dalam kerumunan, mengikuti tren, atau terpengaruh oleh opini publik yang seringkali tidak beralasan.

Emosi kita, baik itu ketakutan, keserakahan, atau bahkan euforia, bisa menjadi penentu yang kuat dalam keputusan investasi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bagaimana kecerdasan emosional bisa membantu kita mengambil keputusan investasi yang lebih baik.

Bayangkan kamu sedang berinvestasi di pasar saham. Ketika harga saham yang kamu miliki turun, emosimu mungkin akan mengundang panik dan bergegas menjualnya dengan harga lebih rendah. Sebaliknya, saat harga saham naik, kamu mungkin merasa terjebak dalam euforia dan melakukan keputusan yang kurang bijak.

Di sinilah EI berperan, yakni membantu kita mengenali dan mengelola emosi tersebut sehingga kita dapat tetap tenang dan rasional. Ketika kita mampu menyeimbangkan antara emosi dan logika, maka kita dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik dan lebih menguntungkan.

Mari kita eksplorasi bagaimana kecerdasan emosional dapat memberikan panduan bagi kita dalam mengelola investasi dan menciptakan passive income. Dalam dunia yang dipenuhi ketidakpastian, memiliki kontrol atas emosi kita adalah kunci untuk menjadi investor yang sukses. Seperti yang dikatakan Aristoteles, "Sumber dari semua kebijaksanaan adalah pengalaman." So, mari kita gali lebih dalam.

 

Dasar untuk Keputusan Investasi yang Bijak

Kecerdasan emosional terdiri dari beberapa komponen, seperti kesadaran diri, pengelolaan diri, empati, dan keterampilan sosial. Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali emosi kita sendiri, sedangkan pengelolaan diri adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi tersebut dalam situasi yang menantang. Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, dan keterampilan sosial membantu kita berinteraksi dengan baik dalam konteks sosial.

Pentingnya EI dalam investasi bisa dilihat dalam banyak hal. Misalnya, seorang investor yang mampu mengenali ketakutan saat pasar jatuh akan lebih cenderung untuk tidak panik dan mengambil keputusan yang impulsif. Mereka mungkin akan lebih memilih untuk mempertahankan investasinya hingga pasar pulih, alih-alih menjual dengan rugi. Sebaliknya, investor yang terjebak dalam euforia ketika pasar bullish mungkin akan mengambil risiko yang tidak perlu dan mengabaikan prinsip dasar investasi.

Salah satu contoh nyata dari pentingnya EI dalam investasi dapat ditemukan pada fenomena yang dikenal sebagai "herding behavior." Dalam situasi ini, investor cenderung mengikuti keputusan investasi orang lain tanpa mempertimbangkan analisis mereka sendiri. Hal ini sering terjadi ketika banyak orang berinvestasi dalam aset tertentu yang sedang naik daun, sehingga menciptakan gelembung pasar. Ketika gelembung itu pecah, banyak investor yang merugi karena mereka tidak mengelola emosi mereka dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun