Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cegah Kekerasan di Sekolah dengan Kecerdasan Emosional Siswa

4 Oktober 2024   04:17 Diperbarui: 4 Oktober 2024   04:59 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empati di dalam kelas mengurangi potensi konflik dan meningkatkan harmoni sosial. | Ilustrasi gambar: freepik.com/freepik

 

Empati di dalam kelas mengurangi potensi konflik dan meningkatkan harmoni sosial. | Ilustrasi gambar: freepik.com/freepik
Empati di dalam kelas mengurangi potensi konflik dan meningkatkan harmoni sosial. | Ilustrasi gambar: freepik.com/freepik

Kebijakan Sekolah yang Mendukung Pengembangan EQ

Penerapan kecerdasan emosional di sekolah tidak bisa hanya dilakukan oleh guru. Diperlukan kebijakan sekolah yang mendukung pengembangan EQ sebagai salah satu prioritas pendidikan. Kebijakan ini bisa berupa pelatihan kecerdasan emosional untuk guru, program pencegahan bullying yang berbasis empati, serta kurikulum yang memprioritaskan keterampilan sosial di samping akademik. Hal ini penting karena pengembangan EQ pada siswa bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan sistemik.

Sebuah kebijakan yang berfokus pada kecerdasan emosional akan melibatkan seluruh komunitas sekolah, termasuk siswa, guru, dan orang tua. Program-program seperti peer mediation, di mana siswa dilatih untuk menjadi mediator dalam konflik antar siswa, telah terbukti efektif dalam mengurangi insiden kekerasan di sekolah. Dalam kebijakan yang terintegrasi dengan baik, setiap orang di sekolah berperan dalam membangun budaya tanpa kekerasan.

 

Program mediasi siswa mendukung resolusi konflik tanpa kekerasan. | Ilustrasi gambar: upt.edu.pe
Program mediasi siswa mendukung resolusi konflik tanpa kekerasan. | Ilustrasi gambar: upt.edu.pe

Membangun budaya kelas yang anti kekerasan melalui kecerdasan emosional membutuhkan komitmen jangka panjang. Dengan menanamkan empati dan pengelolaan emosi sejak dini, kita bisa menciptakan generasi yang lebih damai, penuh pengertian, dan berani menyelesaikan masalah tanpa kekerasan. Pada akhirnya, sekolah bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga laboratorium kehidupan di mana siswa belajar menjadi manusia yang lebih baik.

Maturnuwun,

Growthmedia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun