Namun, belanja ini bukannya tanpa risiko. Sama seperti makan banyak gula untuk meredakan stres, dampaknya hanya sementara dan bisa merugikan dalam jangka panjang. Kita membeli kepuasan sekejap yang akhirnya membawa kita ke dalam lingkaran kecemasan yang lebih besar.Â
4. Keseimbangan Emosional dan Keuangan: Bagaimana Mencari Jalan Tengah?
Quote terkenal dari penulis F. Scott Fitzgerald mengatakan, "The test of a first-rate intelligence is the ability to hold two opposed ideas in mind at the same time and still retain the ability to function." (Ujian kecerdasan kelas satu adalah kemampuan untuk mempertahankan dua ide yang berlawanan dalam pikiran dan tetap bisa berfungsi). Nah, dalam hal ini, ide "berhemat" dan "belanja untuk kebahagiaan" adalah dua hal yang saling bertentangan, namun sering kali harus diseimbangkan.
Mencari jalan tengah antara kebebasan belanja dan keamanan finansial memerlukan pendekatan yang cermat. Sebenarnya, masalah utamanya bukan pada belanja itu sendiri, tetapi pada seberapa bijak kita mengelola emosi di balik keinginan untuk belanja.Â
Alih-alih menjadikan belanja sebagai penenang sementara, mungkin saatnya mulai menilai kembali apakah barang yang kita beli benar-benar memberikan kebahagiaan jangka panjang.Â
Mulai Berpikir Lebih Bijak dalam Mengelola Uang dan Emosi
Krisis memang menakutkan, dan sering kali membuat kita merasa tak berdaya. Tetapi, doom spending bukanlah solusi yang tepat. Jika kita benar-benar ingin merasa aman, itu bukan tentang seberapa banyak kita bisa belanja, tetapi seberapa baik kita bisa mengelola perasaan dan pikiran kita saat dihadapkan pada ketidakpastian.
Sebagaimana dikatakan Viktor Frankl, "When we are no longer able to change a situation, we are challenged to change ourselves." (Ketika kita tidak bisa lagi mengubah situasi, kita ditantang untuk mengubah diri kita).Â
Jadi, alih-alih berlari dari kenyataan lewat belanja impulsif, mari mulai hadapi kecemasan kita dengan cara yang lebih sehat. Mungkin saja, keamanan finansial yang sejati bukan datang dari berapa banyak yang kita belanjakan, tetapi dari kedewasaan kita mengelola keuangan dan emosi.
Maturnuwun,
Growthmedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H