Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Melawan Lonjakan Harga Beras: Langkah Tanggap Darurat Normalisasi Pasca Pilpres 2024

2 Maret 2024   11:50 Diperbarui: 2 Maret 2024   11:51 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lonjakan Harga Beras mesti dicarikan jalan keluar penyelesaian masalahnya | Ilustrasi gambar: kompas.com 

Indonesia, yang dulu dikenal sebagai negara agraris, kini menghadapi krisis beras. Pasca pemilihan presiden tahun 2024, negeri ini menjadi saksi bisu dari perjuangan yang mengharukan: Harga beras yang melonjak dan mencapai level tertinggi dalam sejarah.

Meskipun fenomena serupa tidak asing dalam sejarah peradaban manusia, lonjakan harga beras telah menjadi momok yang menghantui kesejahteraan ekonomi dan stabilitas sosial masyarakat kita.

Sejarah mencatat berbagai periode di mana harga beras dan bahan pangan lainnya mengalami fluktuasi signifikan, menimbulkan tekanan ekonomi dan ketidakstabilan sosial.

Contohnya, pada abad ke-19, Eropa mengalami krisis pangan yang mengakibatkan harga beras meroket secara drastis, menciptakan ketidakstabilan sosial yang besar. Meskipun pada masa itu roti menjadi makanan pokok utama di Eropa, tetapi beras masih menjadi komoditas penting terutama di negara-negara dengan populasi yang lebih miskin atau sebagai barang dagangan.

Di Asia, terutama di negara-negara produsen beras seperti Indonesia, India, dan Thailand, lonjakan harga beras sering kali memicu ketegangan sosial dan politik. Faktor penyebabnya bisa beragam, mulai dari cuaca buruk hingga kebijakan pemerintah yang kurang tepat.

7 Upaya Normalisasi

Tantangan yang dihadapi oleh masyarakat akibat lonjakan harga beras tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga sosial dan politik. Tingginya harga beras dapat memicu kemarahan dan ketidakpuasan, bahkan menyebabkan kerusuhan dan konflik sosial.

Tentu kita semua tidak menginginkan permasalahan serupa akan terulang di negeri yang kita cintai ini, bukan?

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini diperlukan langkah-langkah darurat yang responsif dan efektif. Berikut adalah tujuh langkah konkret yang dapat diambil oleh pemilik otoritas negeri ini untuk menanggulangi permasalahan yang sedang terjadi dan menerpa masyarakat kita.

1- Update Data Stok Beras 

Langkah pertama yang harus diambil adalah mengumpulkan data stok beras di seluruh wilayah. Satu dinas terkait harus diberdayakan untuk melakukan tugas ini, menjadi sumber informasi yang akurat dan terpercaya bagi kebijakan yang akan diambil selanjutnya.

Data yang diperoleh harus komprehensif dan mutakhir, mencakup aspek-aspek seperti stok saat ini, estimasi permintaan, dan prediksi potensi perubahan pasar.

2- Identifikasi Wilayah Bermasalah 

Setelah data stok terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi wilayah-wilayah yang paling terdampak oleh lonjakan harga beras. Analisis mendalam tentang faktor-faktor penyebab permasalahan di setiap wilayah perlu dilakukan untuk merumuskan strategi yang tepat dalam penanganannya.

3- Tentukan Hub Distribusi 

Wilayah yang teridentifikasi sebagai bermasalah memerlukan titik pusat distribusi beras yang strategis. Penetapan lokasi hub distribusi harus didasarkan pada kajian yang matang terkait dengan aksesibilitas, infrastruktur logistik, dan kebutuhan masyarakat setempat. Pemilihan hub distribusi yang tepat akan memastikan efisiensi dalam distribusi beras ke seluruh wilayah terdampak.

4- Pemasok Dalam dan Luar Negeri 

Persiapan sumber pemasok beras dari dalam dan luar negeri harus dilakukan secara cermat. Negosiasi dengan pemasok lokal maupun internasional perlu dilakukan untuk memastikan pasokan beras yang stabil dan terjangkau. Kerja sama dengan negara-negara produsen beras di kawasan Asia dapat menjadi alternatif yang strategis dalam memenuhi kebutuhan beras domestik.

5- Distribusi Merata 

Distribusi beras harus dilakukan secara merata ke setiap wilayah terdampak. Penetapan rute distribusi yang efisien dan pemanfaatan teknologi informasi untuk pemantauan dan pengendalian logistik sangat diperlukan. Aspek keadilan sosial dan ekonomi harus menjadi pertimbangan utama dalam merancang kebijakan distribusi beras.

6- Pantau dan Evaluasi 

Proses pemantauan dan evaluasi terus menerus terhadap level stok beras dan kondisi harga sangat penting. Sistem monitoring yang terintegrasi dan responsif perlu diterapkan untuk mendeteksi perubahan pasar dengan cepat. Evaluasi berkala atas keberhasilan implementasi langkah-langkah normalisasi juga harus dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari setiap langkah yang diambil.

7- Jaga Stok Beras 

Kestabilan stok beras harus dijaga dengan baik agar masyarakat merasa aman dan terlindungi dari fluktuasi harga yang tidak stabil. Rencana pengelolaan risiko perlu disusun untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan pasokan di masa depan. Penguatan kapasitas gudang penyimpanan dan sistem cadangan beras nasional menjadi kunci dalam menjaga ketersediaan beras yang memadai untuk kebutuhan masyarakat.

Dengan mengambil langkah-langkah ini secara bersama-sama, diharapkan bahwa tekanan ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat akibat lonjakan harga beras dapat teratasi secara lebih efisien. Keberhasilan dalam menangani masalah ini akan menjadi cermin dari komitmen untuk merawat keberlangsungan hidup masyarakat.

Maturnuwun.

Agil Septiyan Habib Esais, dapat dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun