By the way di zaman internet seperti sekarang semakin banyak jenis profesi baru bermunculan yang bisa menjadi opsi profesi bagi semua orang. Salah satu diantaranya adalah 'travel blogger'. Bagi yang gemar pelesiran alias traveling, menjadi travel blogger bisa jadi merupakan profesi idaman. Siapa yang tidak mau liburan sambil dibayar?
Tak ayal daya tarik tersebut semakin menambah populasi travel blogger belakangan ini. Konten-konten traveling semakin banyak bertebaran di dunia maya, baik itu oleh travel blogger profesional ataupun amatiran. Mulai dari travel blogger dengan viewers jutaan sampai yang sekadar puluhan. Â
Tidak ada salahnya untuk berharap meraup penghasilan melimpah dari profesi ini. Bahkan mungkin inilah salah satu keberkahan yang diberikan Tuhan kepada kita dengan keberadaan internet.
Menukil ulasan dari sebuah makalah berjudul "The Use of Blogs an Example of Internet Entrepreneurship : Turkish Travel Blogs", terdapat dua hal yang melandasi pertumbuhan jumlah travel blogger saat ini, yakni :
>> Peralihan dari Institusionalisme ke Kerja Fleksibel
Orang-orang yang menekuni bidang travel blogger sebagian besar dulunya pernah menjalani pekerjaan institusional atau populer dengan sebutan karyawan. Penilaian bahwa pekerjaan institusional cenderung monoton, memantik stres, kelelahan, dan jam kerja yang panjang kerapkali menjadi alasan mengapa seseorang beralih profesi.
Peralihan profesi dari karyawan menjadi travel blogger secara langsung maupun tidak langsung merupakan perwujudan atas harapan untuk menjadi bos bagi diri mereka sendiri, atau bahkan mengejar impian yang sudah dirajut sejak lama.
>> Motivasi dan Nilai Pribadi
Mereka yang beralih dari pekerjaan sebelumnya untuk menjadi travel blogger pada umumnya mengatakan ingin mencari kebebasan, kreativitas, kendali atas pekerjaan, serta kesempatan untuk mengejar impian pribadi.
Ada nilai pribadi yang mendorong dan mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan untuk berpindah karier. Â Â
Memang, pertumbuhan jumlah travel blogger ini bisa dibilang sebagai kabar baik khususnya untuk industri pariwisata karena mereka akan memperoleh makin banyak endorsement dan makin dikenal oleh para calon pengunjung atau wisatawan.
Dalam konteks Indonesia tentu hal ini merupakan keuntungan tersendiri mengingat negara kita memang sangat kaya dengan beragam potensi wisata.
5 Faktor Kunci Menjadi Travel Blogger Berkelas
Apakah dengan menjadi tavel blogger maka dijamin pasti mendapatkan hasil memuaskan? Belum tentu. Apabila dari sekian kontestan Indonesian Idol hanya sebagian kecilnya saja yang sukses menjadi penyanyi besar, maka situasi serupa juga sangat mungkin dialami oleh para travel blogger ini.
Tapi, jangan berkecil hati dulu. Makalah berjudul "The Use of Blogs an Example of Internet Entrepreneurship : Turkish Travel Blogs" juga memberikan bocoran terkait beberapa hal penting yang mesti diperhatikan oleh para travel blogger jikalau ingin meraih hasil optimal. Apa saja? Yuk simak.
1. Perhatikan Kualitas Konten
Content is the key. Yup, betul. Konten akan menjadi kunci pertama dan utama bagi seorang travel blogger untuk meraup popularitas maksimal. Sehingga setiap kali travel blogger membuat konten, maka ia harus memastikan bahwa konten yang dibuatnya benar-benar memberikan tampilan terbaik bagi para penikmat konten.
Selain menyajikan konten yang menarik, ia juga harus relevan dengan identitas sebagai travel blogger. Dan yang paling penting mesti memberikan manfaat bagi audien.
Tentu tidak asyik manakala sebagai travel blogger malah menampilkan ulasan yang mengkritisi politik pilpres, bukan?
2. Pemberdayaan Media Sosial
Para travel blogger sukses hampir pasti merupakan pengguna aktif media sosial (medsos). Bukan untuk julid, melainkan aktif mempromosikan konten-konten yang telah mereka buat sebelumnya.
Bagaimanapun, keluasan daya jangkau blog sangatlah krusial bagi seorang travel blogger untuk menjadikan mereka dikenal oleh khalayak luas. Hal ini memang butuh waktu, tidak bisa instans. Sehingga para travel blogger perlu menjaga konsistensi untuk terus mempromosikan hasil karyanya.
3. Lakukan Kolaborasi dan Kemitraan
Sekarang adalah era kolaborasi. Termasuk bagi travel blogger sekalipun juga mesti memahami hal ini.
Sebagai travel blogger tentu akan berkaitan erat dengan industri pariwisata, sehingga kita mesti ngeh dengan siapa saja potensi kemitraan itu dilakukan. Ada penyedia pariwisata, agen perjalanan, kuliner, tempat penginapan, dan lain sebagainya.
Travel blogger mesti pandai mengintip setiap peluang kemitraan yang ada, karena dari merekalah lumbung finansial travel blogger bermula.
Ingat, jangan asal menjalin kemitraan jikalau ternyata yang mengajak atau diajak tidak memiliki kedekatan dengan identitas kita sebagai travel blogger. Karena hal itu bisa jadi akan merusak citra atau brand yang kita miliki dan sudah kita bangun dengan susah payah.
4. Gali Kreativitas dan Terus Berinovasi
"Sedikit lebih beda itu lebih baik daripada sedikit lebih baik.". Menjadi unik itu penting. Apa yang membedakan kita dengan travel blogger yang lain? Disinilah peran kreativitas dan inovasi sangat penting.
Cobalah hal-hal baru yang sekiranya bisa dilakukan. Bereksperimen. Mulai dari 'aliran' traveling yang dianut, hingga gaya penulisan yang berbeda dari travel blogger kebanyakan. Dengan begitu, kita akan lebih mudah diingat oleh audien. Sepakat?
5. Terlibat Aktif dengan Audien
Engagement itu penting. Terlebih bagi travel blogger yang menjadikan tulisan sebagai media komunikasi utama. Jangan mengesankan diri terlalu eksklusif karena hal itu akan menciptakan jarak dengan audien.
Menjawab setiap komentar atau pertanyaan yang masuk hanyalah upaya kecil untuk mendekatkan diri dengan audien. Mendengarkan saran dan masukan dari pembaca blog juga penting dilakukan oleh travel blogger.
Hanya saja, yang tidak boleh dilupakan sebagai travel blogger adalah mengiyakan sepenuhnya setiap request audien. Salah-salah nanti akan berulang fenomena 'Nikocado Avocado' tapi versi traveling.
Hmmmhh... Bocoran lima faktor kunci untuk menapaki puncak karir travel blogger sudah diperoleh. Lantas apa langkah berikutnya? Tentu sudah tahu, kan? Iya, Do it. Lakukan.
Cuma kita mesti ingat jangan hanya kerja, kerja, kerja ya. Harus dibarengi dengan perencanaan dan evaluasi juga. Konsepnya itu Plan, Do, Check, Action. Do hanyalah salah satu upaya dari keempat rangkaian.
Practice make it perfect. Seiring berjalannya waktu dan konsisten, saya kira hasil terbaik akan diperoleh. Usaha tidak menghianati hasil.
Â
Maturnuwun.
Agil Septiyan Habib Esais, dapat dikunjungi di agilseptiyanhabib.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H