Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

5 Tips Move On dari Trauma Pilpres untuk Para Simpatisan

16 Februari 2024   14:43 Diperbarui: 17 Februari 2024   03:32 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Trauma pilpres bisa melanda para simpatisan| Ilustrasi gambar : kompas.com / pixabay

Yang lebih tepat adalah bahwa pemilu itu untuk memilih siapa yang dirasa paling sesuai dan paling cocok dengan padangan kita. Kita memilih seseorang untuk mewakili pikiran kita, gagasan kita, keinginan kita.

Hal ini yang perlu kita tilik lagi manakala rasa kecewa dan trauma pilpres melanda.

Ubah Kecewa Menjadi Karya

Saya pribadi termasuk orang yang kecewa melihat hasil quick count. Inginnya tidak percaya, tapi framing media terlalu kuat untuk dilawan. Harapan masih menyala, hanya saja cukup dijaga dalam hati. Serta sedikiti percikan doa untuk merawat asa. Syukur-syukur bisa menjadi nyata.

Hari H pencoblosan, terutama saat pengumuman hitung cepat terasa sangat menyebalkan. Saya mencoba menuangkan kekecewaan tersebut melalui tulisan yang berisi tentang keluh kesah serta kegelisahan terhadap realitas pesta demokrasi.

Menuangkan harapan lewat tulisan, juga kekecewaan, juga kekhawatiran, dan lain sebagainya. Pada intinya semua yang memenuhi isi kepala coba saya tuangkan dalam beberapa baris kalimat untuk menjadi sebuah artikel.

Bukan artikel luar biasa memang. Hanya beberapa ratus kata dan beberapa puluh kalimat. Setidaknya hal itu bisa sedikit meringankan beban di benak saya yang masih dirundung kecewa.

Percaya Pada Yang Kuasa

Harapan saya tidak sepenuhnya terkubur pasca deklarasi kemenangan (versi quick count) dari salah satu kandidat. Meskipun kecil peluang untuk berharap pada panitia penyelenggara pemilihan, toh saya masih memiliki satu Dzat yang tidak mungkin luput pengawasan-Nya.

Sang Maha Pencipta yang menguasai segala sesuatu. Terpilih tidaknya kandidat yang saya dukung sepenuhnya menjadi hak prerogatif-Nya. Seculas apapun kecurangan tidak akan mempengaruhi manakala hal itu tidak tertulis di lauhul mahfudz. 

Begitupun sebaliknya.

Jadi, inilah yang mesti kita lakukan. Percaya pada yang Kuasa. Terpenting kita sudah berusaha dengan segenap kemampuan dan kapasitas yang kita miliki. Itu saja.

Kembali ke Realita

"Pemilu tidak akan mengubah apapun. Kita tetap harus cari makan sendiri." Itulah salah satu quote yang sering bertebaran dari ketikan tangan orang-orang yang entah mereka apatis atau justru realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun