Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Industrial Profiling Writer; Planmaker; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Grow Smarter Everyday

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

5 Tips Move On dari Trauma Pilpres untuk Para Simpatisan

16 Februari 2024   14:43 Diperbarui: 17 Februari 2024   03:32 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Trauma pilpres bisa melanda para simpatisan| Ilustrasi gambar : kompas.com / pixabay

Menurut saya, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya salah. Tapi juga tidak benar-benar amat.

Memilih presiden pasti punya konsekuensi, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu contohnya, harga bensin bisa naik juga gegara kebijakan presiden, bukan?

Cuma kita tidak boleh terus berlarut-larut dan menjadi simpatisan akut yang tidak tahu kapan waktunya untuk berhenti.

Padahal seharusnya ketika kontestasi usai maka kita mesti segera melebur kembali menjadi Indonesia. Apa akibatnya jika hal ini tidak dilakukan? Kita bisa melihat situasi itu terjadi beberapa tahun belakangan. Terutama pasca pilpres 2019 yang seolah terus menyisakan dendam politik berkepanjangan.

Andai saja kita semua bisa kembali ke realita...

Coba Lima Tahun Lagi

Cara terbaik untuk membalas dalam pertarungan negara demokrasi adalah melalui pesta demokrasi itu sendiri. Dengan kata lain, kekalahan di pemilu harus dibalas juga di pemilu. Dengan catatan tentunya, bahwa pemilu itu berlangsung seadil-adilnya.

Keadilan ini yang mesti dibuka lebar-lebar untuk semua kalangan. Jangan sampai ada yang ditutup-tutupi. Menjadi pihak yang kalah akan bisa menerima tatkala prosesinya berjalan dengan arif dan bijaksana.

Katakanlah keadilan itu memang ada dan terjadi, maka saya rasa tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mencobanya kembali lima tahun lagi. Jangan sampai trauma.

Salam PERUBAHAN.

 

Maturnuwun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun