Siang hari menjelang jam istirahat kantor tiba-tiba sebuah telepon masuk dari nomor baru yang tidak saya kenali. Tanpa dinyana ternyata di ujung sambungan adalah pihak HRD dari perusahaan tempat saya bekerja sekarang yang kala itu menghubungi untuk melakukan panggilan wawancara.
Pada saat itu, sekitar tahun 2016, saya masih bekerja pada salah satu perusahaan di Surabaya. Sedangkan panggilan untuk wawancara tersebut berasal dari Jakarta.
Berbeda dengan sekarang dimana interview bisa dilakukan secara daring, ketika itu saya harus datang langsung ke Jakarta untuk menjalani sesi. Mengikuti serangkaian tes hingga wawancara dengan beberapa pihak yang perlu saya jalani dalam prosesi one day recruitment.
Di momen tersebut saya dan istri sebetulnya baru saja melangsungkan pernikahan beberapa bulan sebelumnya sehingga kami bersepakat untuk sama-sama mencari pekerjaan di Surabaya atau Tangerang (kota tempat Istri bekerja) demi alasan keluarga.
Puji syukur, tidak harus menunggu lama kesempatan itu pun datang. Ada panggilan kerja untuk saya dari sebuah perusahaan yang berlokasi di Tangerang, cuma prosesi rekrutmennya harus dilaksanakan di kantor pusat, di Jakarta.
Tapi, persoalannya, saya belum pernah sekalipun menyusuri ruang-ruang Kota Jakarta. Ke Jakarta saja tidak pernah. Harus menuju kemana dan menggunakan kendaraan apa saya pun tidak tahu. Sekadar bermodalkan alamat lokasi wawancara dan pengalaman istri menggunakan transportasi umum Commuter Line saja.
Beruntung, ketika mengendarai commuter line kami bisa dengan leluasa melihat rute lokasi mana saja yang terakses oleh moda transportasi tersebut. Biarpun mungkin saat itu merupakan kali pertama saya mengendarai commuter line, saya merasa tidak menemukan kendala berarti.
Berangkat dari stasiun Poris (Tangerang), berganti kereta di stasiun Duri menuju stasiun Kampung Bandan, dan berganti kereta lagi menuju destinasi terakhir di stasiun Jakarta Kota.
Tempat saya wawancara kerja tidak jauh dari sana, kurang lebih sekitar 5 menit menggunakan mobil angkutan umum dan 10 menit tambahan menggunakan ojek sepeda (angin).
Syukur alhamdulillah, prosesi rekrutmen kerja hari itu berjalan lancar. Biarpun harus menunggu seharian sejak pukul enam pagi berangkat dari stasiun Poris dan baru berakhir setelah pengumuman hasil seleksi pada pukul enam malam, akhirnya saya pun berhasil diterima kerja disana.