Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Membayangkan Ramadan Tanpa Film Religi Itu...

5 April 2023   16:21 Diperbarui: 5 April 2023   16:23 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulan Ramadan menjadi ajang unjuk gigi bagi film religi | Ilustrasi gambar: shutterstock.com

Rasanya waktu begitu cepat berlalu. Hingga tanpa terasa hampir separuh Ramadan kita lalui. Sedih? Biasa saja? Atau mungkin tak peduli?

Entahlah.

Tapi kok rasanya tidak pantas sekali jikalau momen Ramadan ini kita pandang sebagai sesuatu yang tidak istimewa samasekali.

Dengan perilaku yang kunjung membaik. Atau dengan tontonan yang tidak juga mendidik.

Bulan Ramadan hampir selalu identik dengan hadirnya program-program televisi yang sarat dengan nilai-nilai keimanan dan keislaman.

Film religi seperti sebuah paket wajib yang harus disajikan oleh setiap stasiun televisi pada momen bulan suci.

Pagi, siang, sore, malam, bahkan dinihari pun dengan mudah kita jumpai stasiun televisi yang menayangkan film religi. Baik itu karya-karya dari dalam negeri maupun film dari luar negeri.

Sebagian diantaranya bahkan menjadi tontonan wajib yang terus diputar berulang-ulang setiap kali Ramadan datang.

Sebagian yang lain telah mencapai season-nya yang kesekian.

Tetapi, sepertinya banyak dari kita yang tak kunjung bosan. Meski harus menontonnya berulang-ulang.

Mungkinkah karena kita suka dengan jalan ceritanya? Atau karena kita benar-benar ingin memetik pelajaran dari setiap kisah yang ada? Atau bisa jadi kita menganggapnya bagian dari ibadah?

Ditengah popularitas televisi yang semakin turun dan tersudut oleh youtube, netflix, HBO, dan kawan-kawan, film religi sangat mungkin menjadi salah satu juru selamat atas eksistensi televisi. Khususnya pada momen bulan Ramadan.

Untuk saat ini sulit rasanya membayangkan Ramadan tanpa film religi, setidaknya di Indonesia.

Bukan karena Ramadan membutuhkan film religi, justru sebaliknya film religi itu butuh Ramadan agar mendapatkan atensi. Terlebih, stasiun televisi lebih butuh Ramadan untuk bertahan dalam persaingan industri hiburan.

Disisi lain, film religi adalah tentang eksistensi budaya Islam di hadapan masyarakat luas.

Dengan populasi muslim terbesar, wajar sekali jikalau film religi masih digandrungi disini.

Bisa dibilang, pangsa pasar untuk film religi sangatlah besar. Setidaknya di Indonesia. Dan ketika momen Ramadan datang, atensi terhadap film religi tersebut akan meningkat berlipat ganda.

Ketika kita membicarakan perihal film religi itu sama artinya dengan membicarakan minat dan tumbuh kembang dari sebuah peradaban yang sangat besar di negara kita.

Membayangkan Ramadan tanpa film religi sama halnya dengan melihat peradaban Islam yang tidak berkembang.

Maturnuwun,

Agil Septiyan Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun