Kebijakan masuk sekolah pukul 5 pagi yang belakangan viral itu mungkin baru sekadar wacana. Atau lebih tepatnya masih dalam tahap akan diujicobakan.
Tetapi, reaksi publik sudah muncul berentetan dengan mayoritas menyatakan tidak sepakat atau menolak. Alasannya beragam, mulai dari risiko keamanan, kurang kerjaan, prasarana transportasi tidak menunjang, dan lain sebagainya.
Terlepas dari pro kontra serta konsekuensi yang dihadapi oleh para peserta didik terkait kebijakan masuk sekolah pukul 5 pagi itu sebenarnya siswa bukanlah satu-satunya stakeholder yang terdampak.
Guru-guru, petugas kebersihan, pedagang kantin sekolah, supir angkutan umum, bahkan emak-emak atau ibu dari para siswa juga turut terkena imbasnya.
Terkhusus kaum emak-emak yang biasanya setiap pagi selalu menyiapkan sarapan dan segala kebutuhan bagi putra-putrinya sebelum berangkat sekolah.
Kalau jam 5 pagi bel masuk sekolah sudah berbunyi, maka pukul 4 atau setengah lima pagi para siswa sudah harus berangkat ke sekolah.
Dengan waktu yang sepagi itu maka coba bayangkan kaum emak-emak ini harus bersiap dari jam berapa?
Dampak Masuk Sekolah Pukul 5 Bagi Emak-emak
Masuk sekolah pukul 5 pagi berpotensi mengusik kehidupan emak-emak. Padahal mengusik kenyamanan mereka mungkin adalah salah satu hal yang paling harus dihindari.
Terutama oleh para pengambil kebijakan ataupun yang punya wewenang terhadap cara hidup warganya.
Masuk sekolah pukul 5 pagi turut memberikan dampak kepada kaum emak-emak, seperti :