Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Catatan Hitam Putih Generasi Z di Dunia Kerja

27 Februari 2023   14:47 Diperbarui: 28 Februari 2023   04:35 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia kerja gen Z menghadirkan karakter yang berbeda dibandingkan generasi pendahulunya| Ilustrasi gambar : Pixabay.com/StartupStockPhotos

Generasi Z adalah pemilik populasi tertinggi di Indonesia. Berdasar sensus tahun 2020 lalu jumlahnya mencapai 74,93 juta jiwa atau sekitar 27,94% dari total penduduk.

Saat ini generasi Z sudah mulai banyak memasuki dunia. Bersama dengan milenial, gen Z adalah kelompok yang mendominasi angkatan kerja. Dunia kerja gen Z sudah makin menghampar di depan mata.

Meskipun belum ada data resmi nasional yang menunjukkan persentasenya secara akurat, tetapi menilik yang terjadi di India berdasarkan data India Skills Report tahun 2021 gen Z sudah mengisi 25% dari angkatan kerja di sana.

Sedangkan di Amerika Serikat, Pew Research Center menyampaikan pada tahun 2021 gen Z telah mengisi 5% angkatan kerja. Diperkirakan pada tahun 2025 mendatang kelompok gen Z ini akan menyusul milenial yang saat ini masih mendominasi dengan prosentase 40%.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa dominasi generasi Z di dunia kerja akan terus berlangsung hingga pada tahun 2040-an atau lebih ketika mereka memasuki usia puncak karir, sedangkan kalangan milenial sudah mulai banyak yang pensiun.

Sehingga kelompok milenial dan generasi diatasnya harus mulai terbiasa bekerja dengan gen Z sedari sekarang. Karena bagaimanapun juga merekalah kelak yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan di segenap korporasi, instansi, ataupun institusi di negeri ini.

Kesan tentang Gen Z

Saya bekerja di dunia industri manufaktur sejak tahun 2013. Sepanjang itu pula saya bersua dengan banyak rekan kerja. Mulai dari mereka yang berusia jauh di atas saya, yang sepantaran, hingga yang lebih muda usianya.

Berulang kali saya mengalami situasi pergantian personil. Orang lama yang pensiun digantikan dengan muka-muka baru.

Sebagian dari mereka adalah kelompok gen Z yang baru menjalani masa-masa awal berkarir. Memasuki dunia kerja yang masih dikuasai oleh orang-orang sepantaran orang tua dan kakek nenek mereka.

Dari masa sekian tahun berada di dunia kerja tersebut ada beberapa kesan yang melekat dalam ingatan saya terkait sosok-sosok muda ini. Dunia kerja gen Z yang kadangkala berisi hal-hal menyenangkan hingga sesuatu yang kurang mengenakkan.

#1. Partner Seru Ngobrolin Isu Terkini

Periode kedatangan anak-anak baru di tempat kerja saya kadangkala seperti rombongan. Resign dalam jangka waktu berdekatan, dan masuk pun juga hampir dalam waktu bersamaan.

Ketika masa-masa awal masuk rekan kerja baru yang umumnya baru lulus kuliah itu, suasana di kantor terasa semarak. Ramai dengan karyawan baru yang masih ABG.

Selayaknya orang baru yang diminta untuk belajar segala sesuatu tentang pekerjaan, obrolan dengan orang-orang lama tidak semata tentang pekerjaan saja. Sering juga membahas hal-hal diluar urusan pekerjaan.

Sesekali membahas tentang olah raga. Di saat yang lain membicarakan peristiwa viral apa yang sedang digandrungi.

Para pekerja lain yang lebih senior seperti mendapatkan wawasan baru dan kekinian. Terlepas hal itu berfaedah atau tidak, tetapi gen Z telah menghadirkan suasana yang membarukan terkait topik obrolan.

Tidak melulu tentang pekerjaan, keluarga, atau isi dapur di rumah. Bagaimanapun sesekali perlu juga untuk melihat sisi lain dunia yang digandrungi gen Z masa kini.

#2. Cepat Tanggap dalam Interaksi Teknologi

Dunia kerja gen Z mungkin masih banyak yang mewarisi ciptaan dari generasi sebelumnya. Hanya saja tuntutan perkembangan teknologi menjadikan banyak perusahaan beradaptasi dengan situasi tersebut.

Pencatatan yang dulunya dilakukan secara manual sudah semakin beralih ke komputer dan bahkan cloud. Pada saat saya berinteraksi dengan gen Z memang terlihat sekali perbedaan interaksinya, khususnya yang membawa serta teknologi di sana.

Urusan-urusan teknis yang butuh dukungan teknologi terkesan lebih mudah mereka pahami ketimbang saat diskusi serupa dilakukan dengan orang-orang lama yang tidak sefamiliar mereka.

Gen Z ini lebih mudah mengangguk mengerti saat diskusi pekerjaan yang berbasis teknologi kekinian dilakukan.

#3. Memberi Warna Jeda Kerja

Yang dilakukan oleh para pekerja diluar generasi Z biasanya cenderung menoton dan begitu-begitu saja. Berangkat pagi pulang sore atau malam kalau lembur.

Setelah itu beristirahat di rumah sambil menunggu esok hari tiba untuk melakukan aktivitas serupa.

Berbeda halnya saat tempat kerja saya kedatangan gen Z, terutama saat jumlah mereka cukup banyak. Terkesan mereka ini membawa aura penuh warna yang mendobrak kemonotonan.

Pada hari-hari tertentu mereka mengadakan kegiatan olah raga bersama. Kadang nongkrong atau nonton bareng. Sehingga waktu jeda kerja menjadi lebih berwarna dibanding biasanya.

Dunia kerja gen Z terlihat lebih berwarna khususnya bagi orang-orang lama yang telah menghabiskan banyak waktu hidupnya dalam kungkungan rutinitas pekerjaan.

#4. Kelompok Terjerat Pinjol

Pinjaman online atau pinjol saat ini memang sedang marak-maraknya. Beberapa kalangan bahkan terjebak olehnya.

Berada dalam satu dunia kerja gen Z membuat saya tahu bahwa kebiasaan mereka mengakses teknologi ternyata mendekatkan mereka juga pada jerat pinjol. Tidak sedikit dari mereka yang terjerat pinjol.

Hal ini saya ketahui dari beberapa rekan kerja gen Z yang bahkan rela berutang kanan kiri ke beberapa rekan kerja di kantor demi untuk menutup utang-utang tersebut.

Beberapa kali bahkan ada rekan yang ditelepon penagih utang dan mendapat kabar bahwa si A berhutang sekian juta dan ditunggu membayar segera.

Departemen personalia pun sempat menerima penagihan serupa sampai-sampai rekan karyawan yang berhutang harus menerima konsekuensi diberhentikan dari pekerjaannya.

#5. Gampang Resign dari Pekerjaan

Yang paling saya ingat dari beberapa rekan kerja gen Z adalah perihal kecenderungan mereka yang mudah mengajukan resign. Terlepas cocok tidaknya dengan tempat kerja, kalangan gen Z yang pernah satu tempat kerja itu seperti begitu mudah terintimidasi orang lain dan tidak sabaran melihat kondisi tidak ideal.

Bukannya mengambil langkah untuk memperbaiki situasi, sebagian orang malah memilih undur diri dari lingkungan yang mereka anggap kurang memenuhi syarat itu.

Memandang Generasi Z

Catatan hitam putih ini hanyalah bagian kecil dari kesan yang tercipta selama saya membaur bersama mereka dalam kapasitas menjalani profesi di dunia kerja.

Tetapi, seiring berjalannya waktu gen Z akan semakin mendominasi dunia kerja. Mereka akan menjadi otak dari pekermbangan dunia kerja itu di masa depan.

Mereka memiliki kecenderungan dan keunikan karakter generasi yang berbeda dari sebelumnya. Terlepas dari sisi negatif yang barangkali melekat dalam diri mereka, sisi positif yang mereka punya seharusnya lebih disorot ketimbang sebaliknya.

Semoga bermanfaat. Silakan bagikan artikel ini pada teman dan kerabat Anda.

Salam hangat.

Agil S Habib, Penulis Tinggal di Tangerang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun