Seperti kata penulis buku Atomic Habits, James Clear, kombinasi tempat dan waktu akan mempercepat pembentukan kebiasaan. Faktor kebiasaan akan menjadi penopang utama dalam pola belajar anak TK.
2. Durasi Tidak Perlu Terlalu Lama
Saya menemani anak belajar paling hanya sekitar 30-an menit saja. Itu sudah termasuk belajar mengaji, mengeja alfabet, sampai dengan mengerjakan PR sekolahnya.
Anak seumuran 5 tahun atau selevel TK nol kecil masih berada dalam fase pertumbuhan. Mengekang mereka dengan durasi waktu panjang belajar akan menjauhkannya dari masa-masa bermain yang menjadi haknya.
Belum lagi kekangan waktu tersebut juga akan memantik mental block yang bukannya membuat mereka gampang menangkap pelajaran, justru sebaliknya. Semakin kuat kekangan itu bisa-bisa anak-anak akan merasa tertekan dan ujung-ujungnya menangis.
Sebagian orang tua mungkin bisa bertindak bijak segera mengakhiri "sesi" tersebut. Tapi ada juga yang tidak peduli dan justru "mengadili" anak-anaknya seolah mereka makhluk paling bodoh sedunia.
Ingat, anak-anak Anda tetaplah anak kecil yang masih perlu melalui jalan panjang pendidikan dan pembelajaran.Â
Pola belajar anak TK yang memantik ketidaknyamanan bagi si kecil semacam ini tentunya akan berdampak kurang baik bagi perkembangan mereka.
3. Hindari "Menggampangkan" Materi Pelajaran Anak TK
Di mata kita sebagai orang tua, mata pelajaran anak-anak TK jelas tidak ada apa-apanya. Cuma merapalkan alfabet saja. Sekadar menghitung deret angka satu sampai sepuluh saja. Sebatas menggambar buah atau logo peraturan lalu lintas saja.
Tapi, tindakan menggampangkan semacam itu jelas salah. Anda sudah hidup cukup lama di dunia ini. Sudah melihat begitu banyak dinamika didalamnya. Sudah melewati beberapa jenjang pendidikan sekolah.
Deretan materi anak-anak TK hanyalah sekelebatan yang sekali pandang sudah bisa Anda taklukkan.