Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Utang Kebablasan dan Niat Bayar yang Ogah-ogahan

24 November 2022   15:34 Diperbarui: 29 November 2022   15:05 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita yang selalu mengagung-agungkan diri sebagai negara kaya nyatanya mesti berhutang demikian besar. Menjadikan kita bertanya-tanya, apakah negara kita ini memang benar-benar kaya raya? 

Ataukah ketidakbecusan para pengelola negara ini yang menjadikan kita laksana bangsa tak berpunya? Atau barangkali ada sebab lainnya?

Lebih miris lagi karena setiap kali pergantian presiden hutang kita justru semakin bertambah. Seolah tidak pernah ada upaya untuk menuntaskan utang-utang itu pada setiap masa jabatan. 

Alih-alih melunasi warisan utang pendahulu, justru menambah lagi utang yang baru.

Utang diwariskan dari presiden yang satu ke presiden beriktunya. Dengan dalih untuk pembangunan maka utang pun lantas kebablasan.

Sangat jarang atau hampir tidak pernah satupun kandidat presiden republik ini yang pada masa kampanyenya mengutarakan janji perihal strategi pelunasan utang negara. 

Tidak ada wacana tahun sekarang akan melunasi utang ke negara ini, tahun depan melunasi utang ke negara itu.

Selalu narasi-narasi yang beredar adalah tentang memajukan bangsa, mensejahterakan rakyat, menumbuhkembangkan perekonomian, dan seterusnya, dan seterusnya (meskipun realisasi hasilnya begitu-begitu juga). Sedangkan perihal hutang tidak pernah ada yang bersuara lantang.

Kalau untuk mengutarakan niat melunasi saja sudah ogah-ogahan maka bagaimana hendak menuntaskan?

"Kan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, Jepang, dan sebagainya juga berutang. Harusnya tidak jadi masalah dong kalau Indonesia melakukannya?!". 

Anggapan inilah yang pada akhirnya menghilangkan hasrat untuk berusaha melunasi tumpukan utang tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun