Kinerja lini produksi harus dipastikan bukan semata pada keandalan peralatannya saja, akan tetapi aspek manusia pun perlu diperhatikan. Bagaimana supaya setiap sumber daya yang ada teroptimalkan dengan baik supaya setiap biaya yang dikeluarkan sepadan.
Produksi bisa dibilang menjadi aktivitas yang menyita pembiayaan paling tinggi. Karena disanalah biaya listrik terbesar dikeluarkan, biaya air tertinggi dikeluarkan, dan upah pekerja terbanyak dibayarkan. Semua itu harus turut diimbangi dengan pekerjaan yang efektif dan efisien supaya harga produk menjadi lebih bisa bersaing.
Karena bagaimanapun juga setiap biaya yang dikeluarkan tadi akan turut dibebankan pada nilai jual suatu produk. Jikalau ongkos untuk memproduksi suatu jenis produk terlampu tinggi maka itu akan menjadi kabar buruk bagi penjualan produk.
5>> Pengiriman atau Distribusi Barang (Distribution)
Sedari proses pengadaan bahan baku sampai dengan produk akhir dihasilkan melalui proses produksi, sebenarnya ongkos yang membebani produk sudah bisa diketahui. Inilah yang biasanya disebut sebagai Harga Pokok Produksi (HPP).
Akan tetapi pembebanan biaya terhadap produk masih belum berhenti sampai disitu. Aktivitas pendisitribusian barang tentu tidak bisa diabaikan karena untuk melakukannya butuh biaya. Biaya itu lantas dibebankan kemana? Pada produk juga tentunya.
Apabila biaya untuk distribusi membengkak maka selisih keuntungan yang didapat akan tergerus. Profit menjadi tidak optimal didapatkan.
6>> Pengelolaan Pengembalian Produk (Retur)
Adakalanya produk yang dihasilkan oleh sebuah bisnis ternyata mengalami beberapa masalah seperti rusak selama di perjalanan atau terlalu lama disimpan di gudang distributor sehingga melewati masa expired yang menjadikannya tidak bisa dijual lagi ke konsumen.
Meskipun tidak memberikan dampak keuntungan secara langsung bagi pelaku bisnis, aktivitas retur ini juga perlu diperhatikan supaya tidak turut mengacaukan aktivitas bisnis yang lain.
Retur barang yang tidak tertangani dengan baik bisa jadi akan menyita ruang penyimpanan yang dialokasikan untuk produksi reguler. Sehingga produksi bisa saja tidak berjalan karena keterbatasan ruang penyimpanan.