WHO sudah menyatakan status cacar monyet ini sebagai darurat kesehatan global dan tergolong sebagai wabah atau endemik yang awalnya banyak ditemukan di daerah hutan hujan tropis di Afrika Tengah dan Barat. Namun, seiring semakin meluasnya persebaran penyakit tersebut maka bukan tidak mungkin statusnya akan kembali ditingkatkan.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengemukakan bahwa wabah ini telah menyebar di lebih dari 70 negara[6], sehingga memerlukan atensi dari negara-negara di dunia untuk diberikan penanganan segera.
Respon yang cepat tanggap sangatlah menentukan apakah wabah ini bisa ditangani atau justru "naik kelas" menjadi epidemi dan terlebih pandemi. Seperti halnya yang terjadi pada virus Covid-19 dulu ketika merebak dari Wuhan Tiongkok hingga akhirnya menyebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia.
Seperti halnya Covid-19, cacar monyet pun juga bisa menular melalui kontak fisik antar manusia. Sehingga berpotensi menjangkiti orang dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Maka warning yang disampaikan oleh WHO patut kita perhatikan dengan seksama.
Pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun sudah mulai bergerak cepat memberikan responnya dalam menanggapi ancaman wabah cacar monyet ini[7], diantaranya:
- Meminta pemerintah memperluas skrining pintu masuk pelabuhan, bandara, hingga pos lintas batas negara untuk mengantisipasi masuknya virus dari luar.
- Meningkatkan kemampuan laboratorium jejaring dalam mendiagnosa molekuler spesimen pasien yang dicurigai mengidap cacar monyet.
- Meningkatkan edukasi ke masyarakat terkait epidemi, gejala, penularan, dan cara pencegahan dalam menghadapi wabah ini.
- Meningkatkan kemampuan identifikasi kontak erat pada pasien yang suspek.
- Memberikan informasi terkini kepada publik perihal situasi cacar minyet secara berkala dan transparan guna meredam kesimpangsiuran dan berita salah.
Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri juga sudah menyatakan kewaspadaannya dalam merespon wabah ini meskipun ditengarai masih belum ditemukan adanya kasus menjangkitnya penyakit tersebut di Indonesia[8].
Hal ini merupakan langkah awal yang baik dengan meningkatkan kewaspadaan sejak dini. Yang tentunya juga harus didukung penuh oleh masyarakat secara keseluruhan. Euforia meredanya pandemi covid-19 tidak semestinya membuat kita terlena dan abai terhadap proteksi kesehatan.
Karena pada dasarnya pencegahan terhadap covid-19 dan juga cacar monyet ini memiliki beberapa kesamaan, salah satunya yaitu terkait pentingnya menjaga kebersihan.
Sehingga kita tidak boleh lantas menyalahkan dunia begitu saja bahwa bumi yang kita tinggali saat ini sudah semakin tidak layak huni. Penyakit muncul disana-sini. Padahal semua itu justru bermula dari tindakan kita sendiri yang lalai untuk memberikan perhatian terhadap aspek kebersihan serta hal-hal yang terkait dengannya.
Salam hangat,
Agil S Habib