UMKM merupakan pilar penting penopang ekonomi bangsa kita. Hal ini sudah teruji beberapa kali pada momen kritis seperti krisis yang terjadi tahun 1998 dan 2008. Meskipun tahun 2020 lalu UMKM banyak yang berguguran karena terpaan pandemi, namun tidak bisa dipungkiri bahwa UMKM masih memiliki peran yang sangat vital bagi negara kita.
Seiring masifnya perkembangan teknologi informasi, menjamurnya lapak penjualan online, dan masuknya produk-produk dari luar negeri hal itu sedikit banyak menjadikan UMKM kita berhadapan dengan tantangan berat. Tantangan yang tidak akan bisa dihadapi tanpa adanya upaya untuk melawan dan menaklukkan.
Mengadaptasi teknologi digital adalah keharusan. Menghasilkan produk yang mampu bersaing dari sisi kualitas dan harga merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar. Namun ada satu aspek lain yang tidak boleh diabaikan. Yaitu menyangkut orientasi bisnis terhadap lingkungan.
Biasanya, para pelaku bisnis cenderung menunggu menjadi unit bisnis besar beromset miliaran sampai triliunan per tahun untuk memberikan atensi terhadap lingkungan. Membuat CSR yang berorientasi lingkungan dan "sustainable" baru dilakukan saat bisnis sudah menjadi raksasa.
Padahal, kepedulian terhadap aspek lingkungan sendiri sebenarnya sudah memiliki nilai tambah tersendiri dalam mengerek value dari suatu bisnis. Sehingga tidak perlu menunggu perusahaan menjadi raksasa dulu baru kemudian memperhatikan aspek lingkungan. Tidak perlu menunggu omset naik berlipat ganda untuk berorientasi terhadap lingkungan.
Berikut adalah 3 alasan penting mengapa setiap UMKM perlu sesegera mungkin menunjukkan atensi terhadap lingkungannya.
Bentuk tanggung jawab terhadap alam
Tidak bisa dipungkiri bahwa alam telah memberikan kita sumber daya yang melimpah. Sehingga sebuah bisnis memperoleh bahan baku untuk prosesnya.
Oleh karena itu, seyogianya kita sebagai pemilik bisnis harus memberikan "timbal balik" yang sepadan.
Hal itu salah satunya diwujudkan dengan memberikan kepedulian terhadap lingkungan seperti gerakan penghijauan, reduksi emisi, minimalisir konsumsi karbon, pengolahan limbah, dan seterusnya.