Pertanyaan ini saya rasa perlu diajukan kepada segenap pelaku bisnis, baik itu yang masih berskala kecil ataupun yang sudah tergolong sebagai industri besar. Hal ini dikarenakan OEE merupakan alat bantu pengukuran kinerja yang terbilang powerful dalam membantu upaya mengefektifkan serta mengefisienkan aktivitas operasional dari suatu bisnis. Khususnya yang bergerak di bidang manufaktur.
Istilah manufaktur ini merujuk pada aktivitas menciptakan produk dari bahan "mentah" menjadi bahan jadi. Sehingga manufaktur tidak melulu tentang pabrik makanan minuman yang memproduksi makanan minuman, atau pabrik sabun, atau insutri yang memproduksi kebutuhan sehari-hari saja. Para pedagang kaki lima yang "memproduksi" jajanan gorengan pun bisa digolongkan sebagai bagian dari manufaktur. Yang memproduksi hijab pun juga demikian. Yang memproduksi kue-kue basah maupun kering pun juga.
Sehingga tools atau alat bantu yang umumnya dipakai oleh industri manufaktur seharusnya juga relevan untuk diadopsi dan dipergunakan oleh segenap pelaku usaha yang bergerak di sektor itu juga. Salah satunya yaitu apa yang disebut dengan OEE.
Overall Equipment Effectiveness
OEE merupakan singkatan dari Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang merujuk pada pencapaian tingkat kinerja suatu sumber daya berdasarkan tigas parameter yaitu availability, performance, dan quality. Beberapa tulisan saya sebelumnya sudah cukup membahas mengenai ketiga aspek tersebut.
- Availability Rate, Parameter Performa yang Perlu Diperhatikan Pelaku Bisnis
- Lebih Jauh tentang "Availability Rate" dan Aspek Penting PenunjangnyaÂ
- Tentang "Downtime" Penghambat Laju Bisnis
- Pasca "Downtime" dan Urgensi "Melek Data" di Kalangan Startup Bisnis
- Performance Rate, Indikator Produktivitas, dan Garis Batas Maju Mundurnya Sebuah Bisnis
- Performa dan Sumber Daya "Mubazir" dalam Operasional Bisnis
- Urgensi Mutu Produk dan Pengaruhnya terhadap Efisiensi serta Profitabilitas Bisnis
- Quality Rate, Pelengkap Parameter Kinerja dengan Manfaat Ganda bagi Bisnis
Parameter OEE akan memudahkan pelau bisnis untuk memantau kinerja lini bisnisnya dengan tetap memperhatikan seluruh aspek penting yang berpengaruh besar terhadap bisnis.
Bagi pebisnis khususnya, waktu adalah uang. Tapi disisi lain, sebuah bisnis yang memproduksi produk tidak berkualitas adalah masalah besar. Maka beberapa kepentingan tersebut harus dipertemukan satu sama lain. Disinergikan kedalam satu acuan tunggal yang dengan memperhatikan hal itu saja maka gambaran besar dari kondisi bisnis terkini sudah bisa diperoleh.
Apalagi bagi CEO atau pemilik bisnis yang fokus perhatiannya sudah secara global, perhatian terhadao detail kecil persoalan teknis seharusnya tidak lagi "mengganggu" waktunya. Namun bukan berarti juga abai terhadap hal-hal teknis tersebut.
Oleh karena itu OEE bisa menjadi salah satu "pertanda" yang bisa dilihat oleh pemilik bisnis bahwa apakah ada sesuatu yang tidak beres dari pengelolaan bisnisnya atau tidak. Apakah masih ada ruang untuk bertumbuh atau tidak.
OEE menjadi semakin penting tatkala bisnis sudah berkembang semakin besar. yang mana itu artinya tenaga satu orang tidak akan cukup untuk mengendalikan semuanya. Pendelegasian kewenangan umumnya menjadi opsi yang paling mungkin dipilih. Hanya saja bukan berarti melepaskan semua kewenangan yang ada kepada orang lain yang bisa saja visi misinya berbeda dengan si empunya bisnis.
Dengan demikian perlu adanya suatu sistem yang bisa dijadikan rujukan untuk melakukan pemantauan secara tidak langsung apakah suatu unit bisnis sudah berjalan dengan benar atau tidak.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H