Pasca "Downtime" dan Urgensi "Melek Data" di Kalangan Startup Bisnis

Downtime didalam aktivitas operasional sebuah bisnis bisa terjadi kepada siapa saja, baik itu di lingkup pebisnis besar atau bahkan di kalangan usaha rintisan (startup) sekalipun. 

Hal ini samasekali bukan masalah besar kecil atau baru lamanya sebuah usaha. Semua semata karena dinamika downtime yang memang bisa terjadi dimana saja.

Meskipun setiap pelaku bisnis harus mengupayakan agar downtime yang terjadi adalah seminimal mungkin atau bahkan tidak terjadi samasekali, kita tidak bisa memungkiri bahwa situasi terkait downtime masih sangat mungkin terjadi. Gangguan terhadap aktivitas operasional bisa terjadi kapan saja.

Dan ketika hal itu terjadi tentu diperlukan langkah penanggulangan atau tindakan korektif segera. Biarpun itu terjadi dalam lingkup usaha besar ataupun yang masih minim sumber daya. 

Setiap tindakan perbaikan membutuhkan akurasi atau ketepatan penanganan yang mana hal itu tidaklah bisa dilakukan jikalau hanya bersandar pada perasaan saja.

Tidak cukup hanya dengan ilmu kira-kira untuk menuntaskan setiap permasalahan yang bisa mengacaukan jalannya roda bisnis. 

Kita membutuhkan alat bantu untuk mengeksplorasi secara tepat hal-hal apa saja yang sekiranya memerlukan tindak lanjut kita.

The Power of Data

Yang kita perlukan sebenarnya adalah data. Kata seorang pebisnis muda sukses, Dewa Eka Prayoga, dalam bisnis itu tidak bisa menggunakan perasaan atau mengandalkan kepercayaan. 

Kita memerlukan keilmuan dan juga landasan logis untuk bertindak. Kita butuh data untuk menentukan suatu cara dalam mengelola usaha.

Demikian halnya tatkala menuntaskan suatu permasalahan yang terkait dengan downtime didalam kegiata operasional bisnis. 

Data merupakan satu hal yang mutlak diperlukan agar kita bisa menentukan langkah tindakan secara logis. Bukan tindakan yang berlandaskan emosional belaka.

Tentunya, agar bisa memanfaatkan data kita perlu "melek" terhadap data. Ini bukan berarti kita harus memahami perhitungan statistika njelimet atau ilmu-ilmu komputasi tingkat tinggi. Akan tetapi cukup bagi kita untuk memulainya dari membuat rekam data.

Contoh sederhana, apakah semua pedagang kaki lima melakukan pencatatan hasil jualannya setiap hari, bulan, atau tahunnya? Apakah ada yang menganalisa dan mengajukan pertanyaan terhadap data yang dikumpulkan itu?

Sementara ragam varian data ada begitu banyak yang seringkali memiliki implikasi beragam. Kepekaan terhadap data itu diasah dengan semakin banyaknya kita bertanya mengapa dan mengapa. 

Hal ini merupakan cara tradisional untuk menemukan akar dari suatu persoalan yang tengah terjadi sehingga bisa dirumuskan solusi apa yang terbaik untuk mengatasinya.

Startup Usaha

Pada bisnis yang masih baru berdiri atau perusahaan rintisan, pengetahuan tentang data ini sangatlah diperlukan. Apalagi ditengah era teknologi informasi seperti sekarang.

Data bukan semata untuk melihat lalu lintas masa di dunia maya. Tetapi juga penting untuk melihat kedalam diri sendiri perihal apa yang harus diperbaiki dari waktu ke waktu. 

Untuk melihat lebih jauh kecenderungan atau barangkali pola dari suatu keadaan.

Downtime kerapkali menjadi kendala dalam memajukan sebuah bisnis. Sehingga ia memerlukan penyikapan yang tepat agar supaya memberikan implikasi positif terhadap pertumbuhan bisnis.

Bisnis akan bertumbuh apabila aspek-aspek yang menggerakkan bisnis tersebut berjalan tanpa hambatan.

Salam hangat,
Agil S Habib