Kehadiran aplikasi digital mampu mempersingkat alur birokrasi, mempercepat layanan, dan memudahkan setiap keinginan dari para penggunanya untuk mengakses segala jenis informasi yang diperlukan. Sehingga tidak mengherankan apabila pengguna layanan keuangan digital terus mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu.
Menukil dari laman itwork.id yang mengutip data dari Bank Indonesia bahwa transaksi pembayaran digital dari tahun 2019 sampai tahun 2020 mengalami peningkatan cukup pesat dari 145 triliun rupiah menjadi 205 triliun.
Disamping itu, dari survei yang dilakukan oleh itwork.id pada medio Agustus 2021 yang lalu diketahui juga bahwa sekitar 44% responden setidaknya 4 kali seminggu melakukan 5 jenis transaksi online seperti membeli pulsa, belanja daring, membayar tagihan, hingga memesan makanan.
Pengunduhan aplikasi keuangan digital juga terus meningkat dalam beberapa tahun terkahir. Berdasar informasi dari katadata.co.id, secara global, unduhan terhadap aplikasi keuangan terus bergerak meningkat dari 3.37 miliar pada tahun 2018 menjadi 3.97 miliar di tahun 2019, 4.59 miliar di tahun 2020, dan 5.87 milar pada tahun 2021 yang lalu.
Hal ini menandakan bahwa layanan keuangan digital sudah begitu dekatnya dengan kehidupan kita sehari-hari dan sangat diandalkan untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan.
Layanan Keuangan Digital
Seiring semakin masifnya perkembangan ekonomi digital hal itupun turut menyebabkan berbagai pihak berbondong-bondong memberikan layanan sejenis yang memiliki kemiripan satu sama lain. Menawarkan beragam program dan promo agar setiap orang tertarik untuk bergabung dan menjadi pengguna layanan.
Sehingga kita akan dengan begitu mudah menemukan penawaran yang mungkin bisa membuat kita tertarik untuk bergabung. Namun, seiring menjamurnya layanan keuangan digital maka kita pun harus jeli dan selektif dalam memilih. Jangan asal pakai sedangkan risikonya bisa jadi cukup besar.
Tidak sedikit pemberitaan yang menyampaikan kisah pilu dari orang-orang yang mengalami nasib buruk akibat menggunakan layanan keuangan digital yang salah. Mungkin karena tertipu investasi, dimaki-maki penagih hutang dari aplikasi, mendapatkan intimidasi, dan lain sebagainya.
Sehingga kita perlu memperhatikan beberapa hal penting sebagaimana disampaikan juga oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai panduan kita untuk memilih layanan mana yang kredibel, seperti :
- Meneliti rekam jejak layanan yang hendak kita pilih.
- Memeriksa legalitas jasa keuangan, apakah tercatat di OJK atau tidak.
- Memperhatikan setiap syarat dan ketentuan yang diberikan terkait pemberian layanan, jangan asal setuju.
- Berhati-hati dalam memberikan data pribadi.