Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Demand Forecast vs Demand Management, Ini yang Perlu Diketahui Para Pelaku Bisnis

8 Februari 2022   14:47 Diperbarui: 8 Februari 2022   15:04 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memahami permintaan (demand) dengan segala dinamikanya merupakan sesuatu yang sangat penting bagi sebuah unit bisnis. Berdasarkan penelitian dari suatu lembaga riset, memiliki akurasi data yang baik dalam menilai suatu permintaan berimplikasi positif terhadap perbaikan performa bisnis secara keseluruhan. Sehingga berbagai upaya pendekatan pun dilakukan agar supaya korporasi bisnis memperoleh "penerawangan" yang paling mendekati kenyataan yang ada.

Namun, apakah itu berarti dengan mengetahui secara lebih baik pola permintaan di waktu-waktu mendatang sudah merupakan upaya yang paling maksimal? Ternyata belum tentu juga. Memahami suatu pola permintaan memang sangat bermanfaat untuk membuat strategi penyesuaian. Hanya saja hal itu masih belum sepenuhnya menuntaskan masalah yang ditimbulkan dari dinamika permintaan tersebut terhadap operasional suatu bisnis.

Adakalanya mengetahui dinamikan permintaan sebagaimana realitas yang terjadi di lapangan masih belum mampu mengatasi persoalan untuk menjadikan unit bisnis beroperasi dengan lebih efisien. Misalnya, ketika realitas permintaan menunjukkan fluktuasi yang tinggi, naik dan turun, maka apakah itu berarti operasional bisnis harus turut menaik turunkan kapasitas produksinya juga?

Dalam beberapa model bisnis hal itu mungkin mudah dilakukan. Tapi tidak demikian dengan beberapa jenis bisnis yang lain. Terutama yang memiliki kompleksitas tinggi dalam aktivitas operasionalnya.

Disamping itu, bukan tidak mungkin fluktuasi permintaan yang tengah membumbung tinggi naik pesat sehingga melebihi kapasitas yang ada. Sementara pada kesempatan yang lain turun begitu jauh dari titik puncak tersebut. Kondisi ini tentu tidak serta merta bisa diikuti oleh para pemilik bisnis karena tentu akan sangat memberatkan.

Oleh karena itu diperlukan adanya "campur tangan" aktif dari para pelaku bisnis untuk turut mempengaruhi kondisi dari permintaan. Dalam hal ini, demand forecast atau ramalan akan permintaan cenderung lebih menitikberatkan pada tujuan untuk mengetahui realitas dari suatu permintaan di waktu-waktu mendatang. Dengan kata lain, permintaan berjalan apa adanya.

Sementara yang diperlukan disini adalah langkah proaktif dari para pelaku bisnis untuk mempengaruhi konsumen di market agar supaya tindakannya menyesuaikan seperti yang diharapkan. Katakanlah pada periode-periode tertentu ketika pemintaan membumbung begitu tinggi sementara pada periode yang lain turun begitu rendah, maka upaya seperti price mechanism bisa dilakukan.

Pelaku bisnis menawarkan layanan yang lebih terjangkau pada titik-titik ketika permintaan lesu dan memberlakukan tarif yang lebih tinggi dikala permintaan membumbung begitu tinggi sehingga permintaan tersebut "dialihkan" oleh konsumen menuju periode yang lain.

Upaya ini disebut dengan demand management, dimana para pelaku bisnis bertindak lebih proaktif untuk memberikan pengaruh terhadap pola permintaan yang ada di market.

Tapi tentunya mekanisme seperti price mechanism ini tidak selalu bisa diterapkan pada sembarang jenis bisnis, terutama yang memiliki persaingan ketat. Hal ini akan efektif apabila diterapkan oleh perusahaan bertipe monopoli seperti PLN dan sejenisnya.

Hanya pada prinsipnya, demand management ini sangat diperlukan agar pelaku bisnis tidak sebatas memandang dinamika permintaan sebagai sesuatu yang lantas dibiarkan begitu saja dengan memperlakukannya sebagai segala-galanya tanpa memperhatikan kemampuan dan juga kepentingan dari bisnis itu sendiri.

Salam hangat,

Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun