Beberapa waktu terkahir sepertinya ada suatu fenomena menarik terkait dengan "langkah penetrasi" dari beberapa artis tanah air yang seperti beramai-ramai mengakusisi kepemilikan klub-klub sepakbola. Nama-nama seperti Raffi Ahmad, Atta Hallilintar, sampai Prilly Latuconsina adalah sebagian dari nama publik figur yang melibatkan dirinya didalam percaturan olah raga si kulit bulat.
Mungkin ada begitu banyak spekulasi perihal alasan atau latar belakang dari beberapa artis tersebut untuk terlibat dalam menjalankan organisasi olah raga sepakbola. Bisa jadi hal itu memang merupakan keinginan yang terpendam lama, atau bisa jadi sekadar sebagai ajang gagah-gagahan semata.
Tapi, yang menarik disimak disini adalah dunia olah raga khususnya sepakbola menjadi memperoleh atensi lebih dari masyarakat yang cenderung aktif mengikuti pemberitaan publik figur. Milenial atau gen Z yang sebelumnya acuh terhadap sepakbola menjadi ngeh dengan perkembangan olah raga tersebut.
Barangkali perhatian publik kita terkait sepakbola hanya berkesar pada dua hal. Pertama, tim nasional. Kedua, tawuran pemain atau penonton pertandingan. Sehingga dengan hadirnya beberapa nama artis dalam menghiasi belantika sepakbola Indonesia merupakan warna baru yang menjadi selingan dari monotonnya perkembangan olah raga tersebut setelah sekian lama.
Pabrik Bensu
Tidak lama berselang setelah artis Prilly Latuconsina ramai diberitakan menjadi pemilik klub sepakbola Persikota, Ruben Onsu yang dikenal publik sebagai artis sekaligus pengusaha kuliner baru-baru ini mengabarkan pendirian pabrik frozen food miliknya.
Hal ini terdengar sebagai sesuatu yang relatif berbeda dibandingkan pilihan dari beberapa artis yang menggeluti dunia olah raga seperti halnya Raffi, Atta, dan Prilly. Juga sedikit "melenceng" dari ranah keartisan yang biasanya akrab dengan kegiatan-kegiatan didepan layar kaca.
Ruben memilih untuk bergelut dalam bisnis manufaktur pengolahan makanan frozen food yang tentu saja memerlukan cara penanganan berbeda dibandingkan bisnis lain yang lebih identik dengan para artis.
Yang menjadi pertanyaan, diantara kedua pilihan tersebut manakah yang bisa dibilang lebih berfaedah satu dari yang lain? Memiliki klub sepakbola atau mendirikan pabrik yang menyediakan cukup banyak lapangan kerja?
Tentunya masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Akan tetapi secara pribadi saya lebih memilih kontribusi positif yang dihadirkan oleh Ruben dengan pabrik forezen food miliknya lebih terlihat daripada apa yang dilakukan oleh artis dengan membeli klub sepakbola. Setidaknya dalam jangka pendek dan kemampuan untuk menghidupi ekonomi orang-orang di sekitar.