Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Berbisnis Pun Perlu Mengenal "Diri Sendiri"

23 Oktober 2021   09:36 Diperbarui: 23 Oktober 2021   17:38 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengusaha muda.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Biarpun dikatakan bahwa disrupsi umumnya adalah akibat kondisi eksternal, sebenarnya aspek internal sangatlah berperan penting. Profesor Rhenald Kasali mengatakan bahwa sebelum terdisrupsi oleh pesaing, sebuah bisnis seharusnya berani untuk mendisrupsi dirinya sendiri dan bertransformasi menjadi sesuatu yang baru dan relevan terhadap zaman.

Hal ini (mendisrupsi diri sendiri) tidak akan pernah terjadi tanpa adanya pemahaman mendalam dan kesadaran yang tinggi atas situasi yang ada pada diri bisnis masing-masing. 

Tidak peduli bisnis itu masih berskala kecil ataupun besar, disrupsi bisa menjangkau siapa saja. Hanya saja pilihannya hal itu akan kita lakukan sendiri atau pihak lain yang memaksa kita mengalami hal itu.

Jika pilihannya yang kedua maka akan ada dua kemungkinan. Bisa menyesuaikan diri meski tertatih-tatih atau punah tanpa bekas. Melihat kondisi ini maka seharusnya pilihan pertamalah yang harus diambil.

Mengenali diri sendiri dalam sebuah bisnis atau industri sebenarnya sudah diberikan tool atau alat bantu. Seperti pengukuran capability process, dan sejenisnya. Hal itu akan cukup membantu kita untuk melihat sejauh mana kita bisa berbuat dan tidak bisa berbuat sesuatu. Yang mana dalam hal ini kita sebenarnya sudah memulai langkah pertama menuju disrupsi.

Syaratnya, setiap pelaku bisnis tidak hanya berpedoman dan menjadikan kapabilitas serta kapasitas prosesnya hanya sebagai acuan untuk continuous improvement. Melainkan juga sebagai media untuk menggali kreativitas yang memunculkan inovasi.

Karena yang terjadi saat ini pengukuran kapabilitas proses masih sekadar menjadi alat kontrol semata. Sementara ada potensi lain yang semestinya bisa lebih dioptimalkan.

Salam hangat,

Ash

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun