Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Tantangan Emisi Digital dan Langkah Nyata Netizen Wujudkan Net-Zero Emissions di Tengah Ingar-Bingar Industri 4.0

16 Oktober 2021   11:59 Diperbarui: 1 November 2021   04:01 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah publikasi yang dilakukan oleh organisasi bernama Climate Care pada medio April 2021 lalu menyebutkan bahwa ICT (Information and Communication Technology) atau internet dengan segenap perangkat pendukungnya seperti laptop, smartphone, tablet, layar komputer, data center, jaringan komunikasi, dan lain-lain memberikan kontribusi sekitar 3.7% terhadap emisi global yang terjadi saat ini.

Bahkan dalam publikasi penelitian Journal of Cleaner Production berjudul Assessing ICT global emission footprint : Trends to 2040 & recommendations dikatakan kalau kontribusi emisi tersebut akan mencapai 14% di tahun 2040.

Ini menandakan bahwa terjadi peningkatan emisi yang cukup pesat di sektor digital. Seperti yang kita tahu, keberadaan emisi menjadi sebab terjadinya pemanasan global serta perubahan iklim. Sebuah kondisi yang selama beberapa tahun terakhir ini mendapatkan atensi tinggi dari berbagai kalangan.

Era industri 4.0 menandai peran teknologi digital yang menjangkau segenap aspek kehidupan. Dimana sekarang ini semuanya hampir selalu mempergunakan internet sebagai alat bantu penunjang kebutuhan hidup. Terlebih sejak pendemi COVID-19 melanda yang justru semakin mengakselerasi penerapan teknologi digital.

Lebih dari setengah penduduk bumi telah terkoneksi dengan internet. Disatu sisi hal ini memberikan keuntungan, meskipun tidak bisa disangkal bahwa digitalisasi juga memberikan dampak negatif khususnya bagi lingkungan.

Emisi digital merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dipungkiri seiring peran vital internet di segenap sendi kehidupan. Tentunya kondisi ini perlu dicarikan solusi apabila kita ingin memberikan warisan planet yang layak huni kepada anak cucu kelak.

Peran Krusial Netizen

Seiring dengan digitaliasi yang membutuhkan sokongan energi super besar maka kebutuhan akan energi listrik pun meningkat pesat. Sedangkan saat ini sebagian besar pembangkit listrik masih mengandalkan energi fosil sebagai sumber dayanya.

Netizen Berperan Penting dalam Mewujudkan Net Zero Emissions | Ilustrasi gambar : idcloudhost.com
Netizen Berperan Penting dalam Mewujudkan Net Zero Emissions | Ilustrasi gambar : idcloudhost.com

Sementara upaya untuk beralih menggunakan energi terbarukan terus digalakkan, dan pertumbuhan teknologi digital juga masih terus berlanjut, maka satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk menekan laju emisi saat ini adalah dengan mempergunakan teknologi yang ada secara cerdas dan bijak.

Netizen sebagai entitas utama dalam teknologi digital merupakan aktor penting dalam setiap aspek mengenai digitalisasi ini. Termasuk halnya mengenai misi untuk mewujudkan Net-Zero Emissions. Netizen sebagai pelaku aktif teknologi digital memiliki peranan yang cukup besar atas terwujud atau tidaknya misi tersebut.

Akan percuma saja peraturan menyangkut pembangunan rendah emisi diberlakukan di berbagai sektor sementara manusianya sendiri tidak cukup memiliki kesadaran atas hal itu. Terlebih saat ini hampir sebagian waktu kita dihabiskan untuk mengarungi dunia maya.

Dicatat oleh We Are Social sebagaimana dilansir oleh kompas.com, waktu 8 jam 52 menit dihabiskan oleh orang Indonesia untuk mengakses internet. Sedangkan pengguna internet di Indonesia sudah melewati angka 200 juta jiwa. Belum lagi jika menilik total pengguna internet dunia yang sudah mencapai 4 miliar manusia.

Bisa dibayangkan betapa besar emisi digital yang dihasilkan setiap harinya. Mengelola penggunaan teknologi digital tentu akan berdampak cukup besar dalam mengurangi laju emisi ini.

Dengan demikian, peran netizen sangatlah krusial dalam mengarahkan penggunaan teknologi digital agar lebih ramah terhadap lingkungan. Kontribusi 4 miliar manusia dalam menghasilkan emisi digital tentu sangatlah luar biasa.

Begitu pula sebaliknya ketika jumlah yang sama atau setidaknya sebagian diantaranya memiliki kesadaran untuk menekan laju emisi, maka manfaatnya akan terasa begitu besar bagi alam ini.

Net(izen) dan Net-Zero Emission

Ada begitu banyak aktivitas yang dilakukan oleh netizen atau warga net didalam dunia maya. Mulai dari browsing, streaming, chatting, shopping, hingga meeting. Di era industri 4.0 ini hampir seluruh aktivitas bisa dialihkan ke ruang digital.

Sehingga kita harus mengambil langkah nyata untuk menunjukkan komitmen kepedulian terkait emisi digital ini, diantaranya melalui hal-hal berikut.

Pengaturan Cerdas

Kegiatan-kegiatan seperti menonton youtube, streaming video di Netflix, mengunjungi website favorit, atau menelusuri beragam informasi lainnya cukup digandrungi oleh netizen.

Youtube mode gelap bisa mereduksi emisi digital | Ilustrasi gambar : fossbytes.com
Youtube mode gelap bisa mereduksi emisi digital | Ilustrasi gambar : fossbytes.com

Seorang netizen bisa berlama-lama menikmati youtube. Waktu 1 jam saja akan terasa sangat singkat. Berbanding terbalik dengan efeknya terhadap emisi CO2 yang mana kontribusi youtube bisa mencapai 6.000 ton setiap harinya.

Sementara penggunaan Netflix setiap 1 jam streaming akan menghasilkan 100 gram CO2. Padahal untuk menonton 1 episode film yang ditayangkan oleh Netflix bisa membutuhkan waktu lebih dari 1 jam. Dengan jumlah pelanggan mencapai 200 juta tentu emisi yang ditimbulkannya akan sangat besar.

Oleh karena itu, netizen harus cerdas melakukan langkah penyesuaian untuk bisa meminimalkan imbas emisinya, seperti :

  • Mengatur tampilan gambar agar ramah terhadap daya dan data. Cara ini bisa dimaksimalkan dengan mengatur brightness atau kecerahan menjadi lebih redup pada layar smartphone, laptop, PC, ataupun smart tv yang dipakai untuk menikmati youtube ataupun netflix dengan daya lebih hemat.
  • Untuk youtube kita bisa menyetel mode layar gelap atau hemat daya pada menu Pengaturan > Umum > Tampilan gelap / terang. Hal ini akan membantu mengurangi penggunaan daya listrik dan akhirnya akan mengurangi emisi.
  • Menontaktifkan menu autoplay pada youtube agar data dan daya tidak terbuang percuma oleh video yang tidak ingin kita tonton. Pengaturan bisa dilakukan pada menu Pengaturan > Putar Otomatis > Aktivasi atau tidak.
  • Download video yang memang ingin ditonton lebih dari sekali. Hal ini akan lebih ramah lingkungan karena produksi emisi "hanya" dilakukan sekali saja.

Komunikasi Efektif & Produktif

Tidak semua aktivitas keseharian kita harus diunggah ke dunia maya. Baik itu melalui cuitan tulisan ataupun unggahan berbentuk gambar serta video. Setiap huruf yang kita ketik, gambar yang kita posting, dan video yang dipublikasikan memiliki konsekuensi emisi.

Mematikan kamera saat video conference bisa mengurangi produksi emisi digital | Sumber gambar : blog.eonetwork.org
Mematikan kamera saat video conference bisa mengurangi produksi emisi digital | Sumber gambar : blog.eonetwork.org

Hal ini mungkin jarang kita sadari. Tapi semakin sering kegiatan itu dilakukan maka semakin besar kontribusi emisinya.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk lebih bijak dalam memanfaatkan dunia digital khususnya medsos dan sarana komunikasi digital lain dengan cara :

  • Membatasi aktivitas posting hanya pada hal-hal yang produktif saja. Tidak perlu berkeluh kesah, mengumbar amarah, ataupun berkonfrontasi di dunia maya. Hal ini selain tidak baik bagi emosi juga bisa mengakibatkan emisi.
  • Aktivitas video conference perlu disesuaikan untuk meminimalkan dampak emisinya. Salah satunya dengan menyalakan layar kamera hanya disaat tertentu saja seperti ketika ingin melihat ekspresi wajah, melihat presentasi, dan sejenisnya.
  • Menghindari panggilan-panggilan yang tidak penting atau mengoptimalkan sarana komunikasi selain video. Jika komunikasi yang dilakukan tidak menuntut detail yang rumit maka pesan suara atau pesan tulisan bisa diberdayakan.
  • Pesan tulisan pun menyebabkan emisi meski tidak sebesar komunikasi suara atau video, sehingga harus tetap bijak dalam mempergunakannya. Dalam hal ini perilaku spam atau bertukar pesan "tidak jelas" di WhatsApp Group perlu dihindari. Termasuk unsubscribe email yang ternyata selama ini isinya sering kita abaikan.

Transaksi Cermat

Belanja daring mungkin merupakan aktivitas digital lain yang digandrungi oleh netizen. Pesan makanan, pesan ojek, bahkan beli baju pun bisa dilakukan secara daring.

Perlu kita ketahui bahwa semua aktivitas itu berkontribusi terhadap produksi emisi. Selain karena keberadaan ICT, emisi juga berasal dari aktivitas transportasi sebagai akibat pemesanan layanan yang kita lakukan.

Belanja pada momen harbolnas akan membantu reduksi emisi dari aktivitas logistik | Ilustrasi gambar : kompas.com / shutterstock
Belanja pada momen harbolnas akan membantu reduksi emisi dari aktivitas logistik | Ilustrasi gambar : kompas.com / shutterstock

Sepeda motor yang wara-wiri antar jemput penumpang serta pesanan makanan itu mengeluarkan emisi gas buang kendaraan. Sehingga dalam hal ini kita harus lebih cermat dalam melakukan aktivitas belanja daring atau layanan digital sejenis melalui beberapa cara berikut :

  • Belanja hanya di hari-hari tertentu seperti hari belanja online nasional (harbolnas) karena hal ini akan membantu para penyedia produk untuk mengoptimalkan rute pengirimannya. Rute pengiriman bolak-balik bisa dihindari seiring keberadaan pesanan yang berpadu. Disamping itu, pembeli juga mendapat keuntungan diskon dari para penjual.
  • Pemesanan kumulatif dimana pemesan yang berada pada lokasi berdekatan sebaiknya memesan secara bersama-sama sehingga hanya mempergunakan satu jasa pengiriman saja.
  • Apabila tersedia, lebih baik membeli di toko/warung dekat rumah sambil jalan kaki ketimbang "latah" memesan dari layanan daring.

Hastag Net Zero Emissions

Mobilisasi merupakan salah satu keunggulan terbesar generasi internet. Sebaran informasi bisa dengan cepat dilakukan. Sebuah gambar, sepotong video, dan sebaris narasi tulisan seringkali mampu untuk menarik animo publik.

Tagar di dunia maya bisa memicu mobilisasi aksi nyata | Ilustrasi gambar : tribunrakyat.com
Tagar di dunia maya bisa memicu mobilisasi aksi nyata | Ilustrasi gambar : tribunrakyat.com

Menggerakkan orang lain agar turut mengikuti ajakan dari si pengunggah informasi bisa dengan mudah dilakukan hanya bermodalkan tagar (#). Bahkan dari sebuah tagar yang awalnya tampak sederhana bisa lahir gerakan masif seperti aksi damai 212 beberapa tahun lalu.

Jika sudah seperti itu maka gerakan serupa juga bisa turut diberlakukan untuk menggalakkan perwujudan upaya menuju Net-Zero Emissions yang belakangan tengah hangat digaungkan oleh bangsa-bangsa di dunia seperti #netzeroemissions,#roadtonzeindonesia2060, #saveourearth, dan lain-lain.

Net-Zero Emissions akan lebih mudah diwujudkan apabila terjadi sinergi antara upaya top -- down dari pihak pemerintah dengan segala kebijakannya, dan juga aksi bottom -- up melalui gerakan kesadaran masyarakat melalui hastag, kampanye viral, dan sejenisnya.

Meskipun gerakan kesadaran menuju Net-Zero Emissions di dunia maya juga akan memberi sumbangsih emisi global, tapi upaya itu dalam jangka panjang diharapkan mampu menekan laju emisi digital secara keseluruhan.

Dipenghujung tulisan ini saya pun harus meminta maaf karena tulisan ini turut menghasilkan emisi bagi bumi ini. Tapi saya berharap dengan tulisan ini pula akan semakin banyak netizen diluar sana yang terpanggil untuk mengelola tindakannya dalam memanfaatkan teknologi digital.

Salam hangat,

Ash

Refferensi :

[1];[2];[3];[4];[5];[6];[7];[8];[9];[10]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun