Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Demand Management" Sebagai Cara Mereduksi Gap Antara Kepastian dan Ketidakpastian Order

9 Oktober 2021   10:57 Diperbarui: 9 Oktober 2021   11:09 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal mula dari eksistensi sebuah bisnis adalah keberadaan order atau permintaan atau demand. Tanpa adanya hal itu maka bisnis tidak akan berjalan. Sehingga segenap daya upaya akan dikerahkan oleh para pelaku bisnis untuk mendapatkan sebanyak mungkin order.

Strategi marketing dan promosi dikemas sedemikian rupa agar mampu menarik animo konsumen. Dalam beberapa kesempatan terkadang hal itu membuahkan hasil yang positif tapi adakalanya juga kurang memuaskan.

Dari setiap upaya yang dilakukan tersebut terdapat satu tantangan besar yang tidak bisa dipungkiri sulit untuk diselesaikan oleh siapapun. Yaitu menentukan besaran pasti dari jumlah order yang didapatkan oleh sebuah bisnis pada masa kini dan terlebih untuk masa yang akan datang.

Untuk permintaan yang "dideklrasikan" langsung oleh konsumen mungkin bisa dibilang memiliki tingkat kepastian yang lebih tinggi untuk dijadikan pegangan operasional sebuah bisnis. Akan tetapi, kuantitas per periode waktunya mungkin sangat terbatas.

Konsumen mungkin lebih mudah mengatakan order mereka hari ini, minggu ini, bulan ini, dan seterusnya ketimbang periode selanjutnya. Karena bagaimanapun juga jumlah permintaan seringkali lebih sulit untuk dipastikan ketimbang mengelola hal-hal lain terutama menyangkut operasional produksi itu sendiri.

Seorang pelaku bisnis akan lebih mudah mengelola kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM), peralatan, hingga bahan baku bisnisnya ketimbang menaksir besaran angka permintaan untuk waktu-waktu mendatang. Padahal justru yang dianggap lebih sukar inilah pintu pertama untuk memastikan situasi dan kondisi dari aspek-aspek lain.

Dengan demikian perihal aspek permintaan ini haruslah dikelola secara tepat dan benar meskipun dengan cara yang terkesan menebak-nebak saja. Apa yang pasti dalam permintaan adalah yang sudah terjadi atau sudah lewat masa waktunya.

Seorang pelaku bisnis akan tahu dengan pasti angka penjualan produknya tahun lalu, bulan lalu, minggu lalu, ataupun kemarin. Sementara untuk besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan atau bahkan hari ini masih diliputi dengan tanda tanya.

Oleh karena itulah upaya-upaya pendekatan pun dilakukan. Salah satunya yaitu dengan mempergunakan forecasting.

Antara Pasti dan Tidak Pasti

Kalau boleh dibilang sebenarnya tidak ada sesuatu yang pasti di dunia ini, khususnya menyangkut kondisi masa depan. Sehingga hal itu memberikan kita dua potensi antara sesuai harapan atau tidak. Antara yang kita inginkan atau tidak. Kita hanya bisa memandang masa lalu sebagai rujukan atau referensi bagi situasi dan kondisi untuk waktu-waktu mendatang.

Seseorang pernah berkata bahwa jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Demikian halnya dengan manajemen permintaan juga "memegang teguh" pandangan ini karena referensi yang dimiliki setiap orang atas masa yang belum terjadi hanyalah dari masa lalu.

Masa lalu memberikan gambaran kemungkinan akan apa yang terjadi di kemudian hari apabila faktor-faktor yang mempengaruhinya relatif sama. Namun, masa lalu bukanlah sesuatu yang sakral sehingga tidak boleh disangkal samasekali.

Masa lalu hanyalah referensi, rujukan, dan acuan. Tapi mengingat masa depan yang diliputi dengan berbagai kemungkinan maka situasi dan kondisi di masa lalu hanyalah sebagian dari sekain banyak kemungkinan tersebut. Sehingga sangatlah penting untuk membaca pertanda, jejak pergeseran zaman, dan hal-hal lain yang turut mempengaruhi peristiwa.

Penting sekali untuk memperluas wawasan, tidak sebatas melihat kejadian tanpa tahu sebab-musebabnya. Mengapa order pada satu periode tertentu lumayan tinggi sementara pada periode yang lain lebih landai atau bahkan turun tajam. Kecenderungan dari konsumen yang menjadi pengguna produk perlu dikaji tidak terbatas pada pergerakan dari produk itu sendiri.

Sehingga tidak mengherankan apabila ada beberapa pihak yang mengestimasi nilai forecasting dengan mengaitkannya pada hal-hal diluar aspek teknis seperti membaca rasi bintang atau sejenisnya. Apapun metode yang dipergunakan mungkin sah-sah saja untuk dipilih selama mampu memberikan hasil akhir yang terbaik.

Jika pelaku bisnis ingin memastikan lini bisnisnya berjalan smooth dengan maka mereka perlu mengandalikan kondisi-kondisi yang tidak pasti tersebut agar lebih dekat dengan kepastian.

Salam hangat,

Ash

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun