Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketika Produk Bisnis Sudah Tidak Relevan Lagi terhadap Perubahan Zaman

6 Oktober 2021   21:49 Diperbarui: 7 Oktober 2021   09:58 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi produk bisnis | Sumber gambar:  Pexels/rawpixel

Sekarang, kita sepertinya mustahil untuk menemukan jasa cetak foto analog karena semuanya sudah serba digital. Bahkan sebuah korporasi raksasa yang sempat berjaya pada zamannya kini seperti sirna tanpa sisa. 

Kodak sebagai perusahaan raksasa yang pernah  merengguk nikmat besar dari industri fotografi sebelum keberadaan teknologi digital sekarang justru menjadi nama yang asing di telinga. Produk roll film yang dulu sangat diandalkan saat ini sudah kehilangan relevansinya.

Bukan hanya roll film yang mengalami kondisi tersebut, mesin ketik juga mengalami nasib serupa. Ada juga OHP proyektor yang semasa saya sekolah sangat diandalkan para guru untuk presentasi di depan kelas. Keberadaan teknologi komputer dan proyektor digital telah membuat barang-barang tersebut tidak relevan lagi sekarang.

Lantas bagaimana jika kita termasuk di antara para pelaku bisnis dengan produk-produk yang mengalami nasib seperti itu? Apa yang harus kita perbuat agar dapat bertahan atau bahkan membalikkan keadaan menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya?

Urgensi Visioner

Terkadang kita tidak bisa terpaku untuk "setia" menghasilkan suatu jenis produk tertentu. Ada saatnya bagi kita untuk melakukan improviasi, mengembangkan produk, atau bahkan beralih "menjamah" produk lain sebagai basis operasi.

Bagaimanapun juga, bisnis yang mampu terus eksis adalah bisnis dengan produk yang diminati atau dibutuhkan konsumen. Tanpa adanya minat akan keberadaan suatu produk maka bisa dibilang sebuah bisnis akan kehilangan masa depan.

Sah-sah saja misalnya kita yang punya usaha tambal ban biasa terus berpegang teguh hanya mengerjakan tambal ban biasa dan mengabaikan pengerjaan ban-ban tubles. Padahal saat ini sebagian besar roda kendaraan sepeda motor sudah beralih menggunakan tubles.

Harus ada upaya ekspansi atau perluasan jangkauan dari bidang awal yang menjadi basis keahlian kita. Karena bagaimanapun juga lambat laun lingkungan dan dunia kita senantiasa berubah. Perubahan itu terkadang terjadi begitu samar bahkan seringkali tanpa kita sadari.

Jikalau kita memandang segala dinamika itu layaknya katak yang berada di dalam bejana air yang dipanaskan, maka pasti kita akan menjadi seperti perusahaan Kodak yang awalnya sangat digdaya tapi kemudian menjadi bukan siapa-siapa.

Menjadi visioner adalah sebuah keharusan bagi para pelaku bisnis. Bukan sebatas visioner untuk membuat produk kita saat ini menjadi versi yang lebih baik, tetapi juga menakar setiap inci kemungkinan yang muncul dimasa depan. Menjajaki setiap potensi yang mungkin terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun