Bergerak dalam bidang usaha berjenis manufaktur pada umumnya memang memberikan tantangan tersendiri bagi para pelakunya. Ada kompleksitas lebih terkait operasional yang harus dihadapi serta dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.
Setiap periode waktu tertentu pelaku bisnis manufaktur perlu menerka jumlah permintaan melalui kalkulasi forecasting. Setiap periode waktu tertentu juga para pengelola bisnis berbasis manufaktur perlu membuat perhitungan kebutuhan bahan material yang harus mereka beli untuk menunjang keperluan produksi selama kurun waktu berjalan.
Bukan hanya industri berskala besar saja yang harus melakukan perhitungan tersebut. Perusahaan "kelas" rumahan sekalipun juga perlu menerapkan langkah serupa. Persoalannya sebenarnya bukan menyangkut besar kecilnya usaha, akan tetapi lebih kepada "ketaatan" sebuah bisnis dalam menerapkan suatu sistem.
Sebuah bisnis yang menjalankan sistem manajerialnya secara rapi dan sistematis akan memudahkan dirinya untuk menelaah atau menelusuri sesuatu dari sebuah produk yang dihasilkan. Ketika terjadi suatu masalah, sistem pengelolaan yang rapi akan lebih memudahkan pelaku bisnis untuk membuatkan solusi penyelesaiannya.
Industri besar dan pelaku bisnis kelas kakap tentu sudah memiliki alat bantunya tersendiri dalam rangka menyeleraskan aktivitas dari semua lini bisnisnya. Data yang terdokumentasi, laporan yang terorganisir, dan sejenisnya sudah dikondisikan sedemikian rupa sehingga begitu mudah untuk dianalisa sekaligus dijadikan rujukan pengembangan strategi bisnis di masa depan.
Penggunakan sistem seperti Enterprises Resources Planning (ERP) yang disediakan oleh beberapa provider besar semisal Oracle, AX, Workday, Odoo, dan lain-lain merupakan alat bantu yang hebat untuk memudahkan pelaku bisnis mengelola industrinya.
Hanya saja, investasi biaya yang diperlukan untuk memperoleh layanan tersebut tentu tidaklah murah. Bagi pelaku industri besar bisa jadi angka itu sebanding dan bisa dikompensasi seiring besaran omset bisnis mereka. Sementara bagi industri yang masih kecil dengan omset "sedang-sedang saja" untuk mendapatkan layanan serupa tentu kurang feasible. Tidak sebanding dengan biayanya.
Sehingga salah satu cara yang paling memungkinkan untuk ditempuh adalah dengan membuat sistem pengelolaan secara mandiri. Baik itu membuat mekanisme perhitungan untuk proyeksi permintaan (baca: Berapa Proyeksi Penjualanmu Bulan Depan? Begini Cara Menghitung "Forecasting"-nya), menghitung rencana pengadaan barang, merancang penjadwalan produksi, dan lain sebagainya.
Dan salah satu media paling terjangkau adalah menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Adapun sebelumnya kita sudah berbagi ulasan mengenai cara membuat kalkulasi penghitungan forecasting maka selanjutnya atau disini kita akan mengulas perihal cara merancang rencana pengadaan barang untuk bisnis berbasis manufaktur.
Tahapan Menyusun Rencana Pengadaan Barang