Garis berwarna merah merupakan "alat bantu" untuk memeriksa karakteristik data apakah tergolong data tren atau tidak. Katakanlah bahwa data penjualan tersebut merupakan data tren maka hasil proyeksi penjualan pada bulan ke-10 adalah sebesar 767.
Jika kita anggap data penjualan tersebut sebagai data selain tren maka saat dikalkulasi menggunakan metode WMA hasilnya untuk proyeksi periode ke-10 adalah sebesar 769. Tidak berbeda jauh.
Dengan demikian, perhitungan forecasting untuk mengetahui proyeksi penjualan bulan ke-10 dapat diketahui sebesar 767 dengan metode SES dan sebesar 769 dengan metode WMA. Apabila harus memilih salah satu, mana yang sebaiknya kita pilih?
Jika membandingkan tingkat kesalahan kalkulasi atau error, maka hasil perhitungan dengan metode WMA lebih layak untuk dipilih. Yaitu dengan nilai proyeksi penjualan bulan ke-10 sebesar 769. Bagaimana cara mengetahuinya?Â
Rekan-rekan bisa mengunjungi link ini untuk melihat uraian yang lebih lanjut, sekaligus juga di link tersebut rekan-rekan juga bisa men-download aplikasi Microsoft Excel perhitungan forecasting dengan metode WMA dan SES untuk mendapatkan nilai proyeksi bulan ke-10.
Pedoman Strategi
Angka forecasting masihlah sebatas gambaran terkait progres bisnis di masa depan. Naik turunnya proyeksi penjualan masih belum pasti terjadi. Proyeksi yang menyatakan pertumbuhan mungkin merupakan kabar baik bagi bisnis, hanya jika atribut penting suatu produk tetap terjaga dengan sebagaimana mestinya.
Sebaliknya, proyeksi yang menyatakan penurunan belum tentu juga menjadi kabar buruk selama ada langkah antisipasi yang mumpuni. Kunci utamanya adalah pada tiga atribut penting yang mesti dipenuhi dalam serangkaian proses menghasilkan sebuah produk.
Ketiga atribut tersebut adalah QCD atau Quality, Cost, Delivery. Angka penjualan yang tinggi atau permintaan yang terus tumbuh tanpa diimbangi oleh kualitas produk yang baik bisa berakibat terjun bebasnya kepuasan konsumen terhadap kredibilitas suatu produk.