Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Urgensi "Material Requirements Planning" sebagai Pedoman Pengadaan Material untuk Industri Berbasis Manufaktur

28 September 2021   13:32 Diperbarui: 28 September 2021   13:36 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Operasional produksi, khususnya pada industri manufaktur tidak akan dapat berjalan tanpa adanya dukungan sumber daya material sebagai penunjangnya. Keberadaan material tersebut itu bisa meliputi bahan baku, bahan kemasan, atau material-material pendukung lainnya.

Penyiapan sejumlah material yang dibutuhkan untuk proses produksi oleh sebagian pelaku industri manufaktur,terutama yang masih berskala kecil biasanya masih menggunakan hitungan "kasar" yang belum terkoneksi satu sama lain sebagaimana formula struktur penyusun produk.

Sehingga takaran pengadaan barang menjadi kurang proporsional terhadap kebutuhan yang seharusnya. Yang kebutuhannya tidak terlalu banyak malah dibeli dalam jumlah besar. Sebaliknya, bahan-bahan dengan kecenderungan konsumi besar justru dipesan pas-pasan.

Akibatnya, tidak jarang order ulang pengadaan bahan dilakukan kembali. Yang mana hal itu sebenarnya tidak efisien bagi keberlangsungan suatu bisnis itu sendiri. Selain menambah ongkos pengadaan, hal itu juga menyita waktu dan energi yang lebih banyak.

MRP

Para pedagang kaki lima khususnya yang menjual produk kuliner atau makanan tidak sedikit yang masih mengandalkan insting "kira-kira" dalam menghitung kebutuhan pengadaan barang. Mungkin karena jumlahnya relatif tidak terlalu besar maka kalkulasi kira-kira tersebut tidak terasa "efek sampingnya".

Seiring bertambahnya jumlah produksi maka kondisi tersebut perlahan akan menciptakan masalah baru yang ujung-ujungnya bisa menggerus potensi keuntungan yang seharusnya bisa diperoleh.

Sebuah bisnis, semestinya tidak pandang bulu dalam pengeloaannya. Meskipun masih berskala kecil hal itu tetap perlu dikelola dengan cara yang rapi dan sistematis. Sehingga semua aspek menjadi lebih terkontrol dan tidak "kaget" membangun sistem yang rapi tatkala bisnis tersebut semakin bertumbuh.

Bahkan bukan tidak mungkin akan adanya kontribusi besar dari pengelolaan yang terkontrol akan turut andil membuat bisnis semakin bertumbuh dari waktu ke waktu. Bagaimanapun juga, aspek kualitas produk dan promosi menempati posisi cukup penting dalam menjadikan sebuah produk diminati konsumen. Akan tetapi, semuanya perlu berjalan selaras dan saling mendukung satu sama lain.

Kualitas produk yang baik, ditunjang dengan promosi yang baik, dan dibarengi dengan pengelolaan yang tepat akan menghasilkan sesuatu yang laur biasa. Bukan hanya membuat produk laris manis, tetapi juga menghasilkan profit yang optimal.

Tidak perlu menunggu bisnis bertumbuh menjadi entitas yang besar untuk mulai mengadopsi sistem tatakelola yang baik, terutama dalam hal manajemen material. Aspek pengadaan penting untuk diperhatikan agar sebuah bisnis sudah mampu menjanjikan profit sedari sejak produk tersebut belum mulai diproduksi.

Material Requirements Planning atau MRP akan sangat membantu setiap pelaku bisnis dalam mendetailkan kebutuhannya sehingga bisa melakukan aktivitas pengadaan yang optimal sembari memastikan jalannya proses produksi berlangsung tanpa kendala.

MRP bukan hanya menjadi sesuatu yang eksklusif bagi pelaku bisnis bersertifikasi ISO, bahkan pengusaha pedagang bakso keliling pun juga bisa mempergunakan cara serupa dalam mengelola bisnisnya. Semuanya demi satu tujuan, bisnis yang mampu memberikan keuntungan dalam jangka panjang.

Salam hangat,

Ash

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun