Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ketika Rekan Kerja Enggan Mengajari karena "Parno" Posisinya Digeser

17 September 2021   14:29 Diperbarui: 18 September 2021   04:46 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang sedang mengajari rekan kerjanya. Sumber: Kompas.com

Ketika ada salah seorang yang merasa pekerjaannya terancam oleh rekan kerjanya yang lain, maka ini merupakan indikasi rendahnya sinergi segenap elemen yang ada di tempat kerja tersebut.

Hindari Ketakutan

Merasakan posisi pekerjaan terancam tentunya bukan merupakan sesuatu yang nyaman untuk dirasa. Hal itu mesti sesegera mungkin ditanggulangi. Bukan dengan cara membenci orang lain yang "dicurigai" akan menyerobot posisinya, melainkan dengan terus mengasah diri dengan keterampilan yang lebih kompleks.

Menambah perbendaharaan keterampilan adalah salah satu cara terbaik untuk "melawan" ancaman terhadap posisi kita di suatu pekerjaan. Khususnya keterampilan pendukung yang tidak menyangkut teknis sebuah pekerjaan.

Terkadang kita sering salah persepsi sehingga mengambil tindakan yang tidak tepat. Menolak mengajari rekan kerja padahal itu menyangkut aspek teknis pekerjaan atau berhubungan langsung dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) ataupun Instruksi Kerja (IK).

Hal ini tidak semestinya terjadi karena SOP dan IK memang sudah menjadi mandat dari tempat kerja kepada orang-orang yang bertugas disana. Dalam hal menunjang terlaksananya SOP dan IK itu ada beberapa keterampilan pendukung yang memang mesti dikuasai oleh seseorang. Keterampilan inilah yang membedakan satu orang dengan orang yang lain.

Ketakutan mengajari rekan kerja hanya karena takut posisi kita direbut sepertinya kurang tepat dilakukan. Karena jikalau kita memang memiliki performa kerja yang lebih baik pastinya hal itu sudah menjadi cukup alasan untuk tetap mempertahankan kita pada posisi. Terkecuali kita memang bermasalah.

Disingkirkan dengan alasan performa kerja sejatinya tergantung pada diri kita masing-masing. Baik tidaknya yang kita kerjakan semestinya berada dalam kendali kita, bukan orang lain.

Kalaupun pada akhirnya kita dipinggrikan karena alasan non teknis yang tidak ada sangkut pautnya langsung dengan performa kerja kita maka kita hanya perlu meyakini satu hal. Bahwa mutiara biarpun dipinggirkan dan terbuang diantara lumpur tetap akan menjadi mutiara.

Ia hanya menunggu waktu untuk mendapatkan apresiasi yang semestinya.

Salam hangat,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun