Peran Berfikir "Planner" yang Diambilalih AI
Pada dasarnya seorang planner hanya berupaya memastikan aktivitas produksi bisa berjalan dan selesai sesuai jadwal. Jadwal ini merupakan kombinasi dari permintaan dan juga kesiapan dari segenap stake holder yang terlibat dalam suatu jaringan bisnis mulai dari konsumen, distributor, supplier, dan sebagainya.
Planner berperan untuk menyinkronkan semuanya sehingga didapat titik temu yang terbaik untuk kepentingan semua pihak. Sedangkan sepanjang perjalanan proses tersebut pastinya ada beberapa "kerikil" penghambat yang menuntut kesigapan dalam bertindak serta fleksibilitas langkah. Orientasinya adalah tujuan yang ditetapkan diawal dapat terwujud.
Dalam hal inilah seorang planner harus terus memperbarui informasi, berdiskusi, serta menimbang-nimbang risiko dari setiap kemungkinan yang ada. Dan semua hal itu sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari sesuatu yang bernama data. Ini artinya potensi penggunaan AI pun semakin besar seiring "fitrah" AI sendiri memanglah demikian. Memiliki logika yang dibangun berdasarkan data untuk merespon.
Sehingga bukan merupakan sesuatu yang sulit bagi AI untuk mengambil keputusan sesingkat mungkin dengan tetap mempertimbangkan segenap variabel yang ada. Satu hal yang mungkin menjadi keunggulan sekaligus kelemahan AI adalah "keengganannya" untuk berdiskusi dan mengabaikan aspek emosi.
Jika seorang planner adalah manusia, sangat mungkin ada permintaan dari lini produksi agar menjalankan salah satu jenis produk daripada produk yang lainnya. Keputusan planner sangat mungkin dipengaruhi tergantung lobi dari pihak-pihak terkait. Sedangkan AI cenderung lebih kaku dalam memutuskan sesuatu. Jika item tertentu yang harus dijalankan maka tidak ada kesempatan untuk menggantikannya dengan yang lain selama basis data yang menjadi rujukan berfikir AI memang mengarahkan yang demikian.
Sepertinya AI memang akan menjadi masa depan dalam perancangan rencana produksi atau production planning (Prod Plan) ini. Karena peran perencanaan memang sesuatu yang bisa dinalar secara logis pada setiap tahapannya. Sehingga mau tidak mau seorang planner yang kini masih eksis dengan perannya perlu untuk menggali lebih dalam perihal apa yang menjadikannya spesial sehingga kelak tidak lekang oleh AI.
Salam hangat,
Ash
Refferensi :
[1]