Terkhusus bagi sebuah korporasi bisnis yang lini produksinya beroperasi selama 24 jam sehari, menjadi tantangan tersendiri bagi para pembuat rencana produksi atau planner. Karena bagaimanapun juga mereka dituntut untuk sigap dan cepat dalam merespon situasi yang terjadi selama proses produksi berjalan.
Dalam beberapa kesempatan, tidak menutup kemungkinan bahwa rancangan produksi yang sudah dijadwalkan di awal harus mengalami pergeseran oleh sebab sesuatu hal. Yang mengharuskan tim produksi di lapangan harus bergegas untuk memilih antara setop produksi atau menggantikannya dengan varian produk yang lain.
Sementara itu, bukan merupakan kewenangan dari tim pelaksana lapangan untuk merubah jadwal rencana produksi sesuai kehendak mereka. Ada komando dari planner yang sebisa mungkin harus diikuti agar tidak menganggu jalannya scheduling secara keseluruhan.
Sehingga setiap kali pergantian rencana produksi haruslah melalui persetujuan planner yang dalam hal ini merupakan pihak yang menjembatani kepentingan dari beberapa pihak terkait. Bisa dibilang bahwa planner merupakan satu pintu informasi yang menjadi acuan sekaligus rujukan bagi tim pelaksana di lapangan.
Keterbatasan "Unsur" Manusia sebagai "Planner"
Keharusan untuk siap sedia selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu bisa jadi merupakan sesuatu hal yang memberatkan. Apalagi tatkala respon cepat dari seorang planner dibutuhkan sesegera mungkin.Â
Ketika seorang planner tengah beristirahat di rumah tengah malam, sedangkan pada saat bersamaan terjadi sesuatu hal di lini produksi yang menuntut untuk segera diambil keputusan maka pada saat itulah timbul masalah. Yang ujung-ujungnya akan mengganggu waktu istirahat planner bersangkutan. Selain itu, konsentrasi yang tidak utuh pada pekerjaan juga sangat berisiko melahirkan keputusan atau informasi yang keliru.
Seiring perkembangan teknologi saat ini seharusnya kondisi-kondisi semacam itu bisa lebih diminimalkan. Kecerdasan manusia yang menjadi tumpuan seorang planner dalam mengelola aktivitas produksi seharusnya bisa digantikan oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).Â
Keputusan-keputusan yang sebelumnya menunggu hadirnya seorang planner bisa serta merta diambil alih oleh AI dengan tanpa hambatan waktu entah itu tengah malam ataupun jam kerja. Disamping itu, potensi human error pun bisa direduksi.
Kemungkinan besar pada perkembangan selanjutnya dimana AI akan semakin memiliki peranan penting di berbagai bidang kehidupan, hal itu juga akan turut berimbas pada peran planner dalam mengatur perencanaan produksi. Decision yang dilakukan oleh AI akan diperoleh dengan cepat tanpa harus menunggu atau menunda-nunda waktu. Yang pada akhirnya tindak lanjut yang mesti dilakukan oleh tim produksi pun menjadi lebih cepat.