Intisari beroperasinya suatu unit bisnis hampir tidak bisa dipisahkan dari satu hal yang bernama profit. Sebuah usaha dijalankan dengan tujuan mendapatkan margin keuntungan darinya.Â
Suatu organisasi bisnis dikelola sedemikian rupa sehingga dapat mengeruk sebanyak mungkin keuntungan. Bisnis yang berjalan tanpa adanya keuntungan barangkali lebih baik diberhentikan saja.
Mungkin bisa dikatakan bahwa keuntungan merupakan orientasi utama sebuah bisnis. Segala bentuk tatanan manajerial dimaksudkan untuk mewujudkan hal itu. Demikian juga perekrutan talenta pekerja terbaik juga ditujukan sebagai penunjang perwujudkan orientasi utama tadi. Begitupun dengan penggunaan metode hingga alat bantu (tools) terbaik juga untuk mendukung upaya tersebut.
Prinsip mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin pada dasarnya dapat diraih dengan dua cara. Pertama, dengan cara menaikkan harga juga produk yang ada. Sehingga selisih antara ongkos produksi dengan nilai jual turut meningkat. Selisih itulah yang nantinya bisa diambil sebagai keuntungan.
Kedua, dengan cara mereduksi ongkos produksi sementara harga jualnya tetap. Seiring hal itu maka selisih pun akan membesar yang pada akhirnya menjadikan margin keuntungannya pun meningkat.
Namun, cara pertama sangatlah berisiko. Terlebih untuk produk-produk yang memiliki iklim kompetisi cukup ketat. Karena sekali menaikkan harga sementara kompetitor lain tidak menempuh jalan serupa maka produk kita pun akan ditinggalkan oleh konsumen. Sekalipun misalnya produksi kita terkategori unik dan spesial, menaikkan harga diluar batas akan berimbas pada menurunnya kepercayaan konsumen.
Sehingga opsi terbaik untuk mengerek semaksimal mungkin keuntungan adalah dengan cara mereduksi ongkos produksinya agar supaya margin keuntungan yang didapat meningkat.Â
Dalam rangka mengupayakan hal ini jalan yang ditempuh bisa beraneka ragam. Termasuk halnya dengan mengutak-atik perencanaan produksi atau Production Planning (Prod Plan) sehingga menjadikan operasional produksi berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
Bagaimana "Prod Plan" Bekerja?