Barangkali kita pernah mengeluh dihambat oleh rekan kerja sendiri yang mengerjakan tugas berbeda dari kita.Â
Kebetulan tugas tersebut memiliki keterkaitan langsung dengan pekerjaan utama kita. Mengeluh, menggerutu, bahkan hingga melaporkan kepada atasan mungkin sering kita lakukan. Karena keterbatasan sudut pandang yang kita milikilah maka penilaian kita menjadi sangat terbatas.
Menjalani rangkap tugas menghadirkan kesempatan bagi kita untuk belajar hal lain dan melihat sisi lain dari tugas-tugas yang ada dari sebuah organisasi secara keseluruhan.Â
Kita menjadi lebih paham bahwa apa yang kita kerjakan dan rekan kita kerjakan sejatinya merupakan satu kesatuan yang saling berkontribusi satu sama lain. Setiap elemen harus bersinergi satu sama lain agar tujuan bersama mampu dicapai.
Cara Pandang Top Management
Sebuah organisasi umumnya memiliki unit-unit tertentu yang merupakan "breakdown" dari organisasi secara keseluruhan. Yang mana setiap unit memiliki spesialisasi masing-masing untuk mendukung satu tujuan besar organisasi.
Permasalahannya, masing-masing unit itu tadi tidak akan bisa berdiri sendiri untuk bisa dikatakan mewakili keberadaan organisasi.Â
Unit-unit itu tadi harus saling terhubung, terkoneksi, dan terkoordinasikan di bawah naungan suatu manajemen yang memegang kendali atas semuanya.Â
Ibarat anggota tubuh, perlu ada otak untuk menyelaraskan pergerakan tangan, kaki, mulut, mata, dan lain sebagainya.
Kita yang berperan sebagai mata barangkali akan menyangkal perlunya keberadaan telinga atau sebaliknya. Padahal kedua elemen tersebut sama pentingnya untuk menopang kepentingan tubuh yang didukungnya.Â
Demikian halnya dengan organisasi, sudut pandang top management merupakan puncak dari alasan keberadaan suatu organisasi.