Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menapak Akhir Cerita La Pulga, Barca, dan Sinetron Ikatan Cinta

6 Agustus 2021   21:46 Diperbarui: 6 Agustus 2021   21:58 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi akhir cerita | Sumber gambar : wallpapercave.com

Semestinya sinetron ikatan cinta bisa belajar dari para pendahulu-pendahulunya untuk tidak terlalu maruk dengan episode cerita. Berlama-lama padahal sudah waktunya untuk berakhir. Cerita yang diawali dengan baik mungkin akan berjalan baik setelahnya atau mungkin sebaliknya. Namun setiap cerita suatu saat pasti harus diakhiri. Mencipta akhir tidak selalu yang bahagia. Karena yang terpenting sebenarnya adalah ingatan dari seluruh perjalanan yang terjadi sedari awal hingga akhir cerita.

Apakah secara keseluruhan cerita disebut menarik atau tidak itu tergantung persepsi setiap orang. Hanya saja akan selalu ada masa untuk mengakhiri. Demikian halnya dengan cerita Barca dan La Pulga. Akhir hubungan keduanya barangkali merupakan jalan terbaik untuk mengkreasi sebuah kisah tentang keberadaan pemain terbaik sepanjang masa di salah satu klub paling berjaya.

Dan kini hampir setiap penggemar bola membicarakan Messi dan Barcelona. Entah hal ini akan turut diikuti juga oleh sinetron Ikatan Cinta tau tidak. Tapi kita disini memahami bahwa akhir dari cerita adalah sebuah keharusan untuk melengkapi kepingan puzle cerita itu sendiri. Sebuah cerita tanpa akhir bukanlah cerita. Ia yang berawal pasti akan berakhir. Dan keduanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Salam hangat,

Ash

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun