2. Pemahaman terhadap Aspek Teknis Produksi yang Ada
Aspek teknis produksi disini bisa beraneka ragam tergantung dengan masing-masing jenis bisnisnya. Antara satu industri dengan industri yang lain umumnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain.Â
Biarpun pada sesama industri manufaktur sekalipun. Biarpun untuk dua bisnis yang memproduksi barang yang sama sekalipun tetap tidak bisa diperlakukan 100% sama. Hal inilah yang perlu dikenali dan dipahami terlebih dahulu oleh seorang production planner.
Selayaknya sebuah lini produksi maka didalamnya akan ada tools, sumber daya, manusia, dan tentunya produk yang akan dihasilkan. Semuanya mesti dipahami karakteristiknya sehingga planning yang dibuat mampu mengakomodasi keadaan yang ada.Â
Seorang planner perlu tahu berapa besar kapasitas dari mesin produksi yang ada, seberapa besar kemampuan tim dalam mendukung jalannya produksi pun juga perlu diketahui.
Apakah semua sumber daya yang ada bisa dipergunakan seluruhnya atau tidak. Ibarat memiliki sebuah pisau, maka seseorang perlu tahu pisaunya tajam atau tidak, bisa dipakai memotong apa saja, berapa lama harus diasah, bisa dipakai untuk memotong apa, dan lain sebagainya.Â
Baru kemudian bisa dialokasikan untuk apa pisau tersebut dan memprediksi hasilnya akan seperti apa. Semakin detail dan rinci pemahaman yang dimiliki maka akan semakin baik.
3. Kemampuan Mengoperasikan Software, Aplikasi, atau Tools Pendukung Lain untuk Menyusun Rencana Produksi
Apabila hard skill yang sifatnya "filosofis" tadi sudah dikuasai maka seorang planner idealnya baru bisa beranjak untuk membuat perencaan produksi. Menerjemahkan setiap konsep yang ada berikut wawasan yang ia miliki kedalam sebuah "lembar kerja" terdokumentasi.Â
Pada umumnya sebuah korporasi besar, konsep-konsep tentang production planning tersebut biasanya sudah dirangkum dalam sebuah program terintegrasi seperti Oracle, Microsoft Dinamix, SAP, dan lain sebagainya.