Namun pada titik "jenuh" atau puncak dari kurva U terbalik pemberitaan negatif yang terus bertambah justru menjadi sebab semakin menurunnya kesadaran, kepedulian, hingga disiplin diri masyarakat terhadap pandemi yang terjadi.Â
Disamping itu ada juga yang justru merasakan ketakutan semakin besar pasca awalnya memiliki optimisme bahwa mereka bisa melalui situasi tersebut.
Sehingga tidak mengherankan apabila belakangan muncul sekelompok orang yang justru bersikap antipati terhadap pandemi. Semakin banyak orang yang tidak peduli dengan protokol kesehatan dengan segala dalih dan argumentasinya. Semakin buruk saja persepsi publik terhadap penguasa yang bertanggung jawab mengelola situasi dimasa pandemi.
Masih cukup banyak pemberitaan beredar luas yang sifatnya kontradiksi dengan kebijakan penguasa. Mungkin karena mereka frustasi atau justru karena melihat bahwa segala gempuran informasi pemberitaan Covid-19 semakin mengkhawatirkan maka munculah sosok seperti dr. Lois dan yang sepemahaman dengannya.Â
Bisa jadi apa yang dituju oleh dr. Lois adalah menghindari efek pembalikan dari kurva U terbalik ini. Titik pemberitaan tentang Covid-19 sudah tidak lagi memberikan efek memperbaiki, malah justru sebaliknya.
Satu Hari Tanpa Berita Covid-19
Hampir setiap hari selalu saja ada yang baru perihal pemberitaan mengenai situasi terkini penanganan pandemi. Mungkin itu perkembangan terbaru jumlah korban terinfeksi, meninggal, maupun yang sembuh.Â
Atau mungkin saja perihal pemantauan terhadap kondisi virus yang bermutasi, pengembangan vaksin, hingga ancaman kemunculan varian baru. Menjadikan mata dan telinga kita terus dijejali berbagai hal tentang virus dan virus. Tentang Covid-19 lagi dan lagi.
Bisa dibilang saat ini sudah sangat hafal pemberitaan tentang virus Covid-19 yang pembahasannya itu lagi dan lagi. Sehingga lambat laun tidak sedikit dari kita yang merasa jengah, jenuh, takut, khawatir, bahkan muak dengan segala pemberitaan tentang Covid-19.Â
Ada baiknya sesekali kita mengabaikan pemberitaan mengenai situasi terkini dari Covid-19. Tapi tidak dengan mengabaikan protokol kesehatan yang memang sepatutnya kita patuhi.
Kita perlu merilekskan pikiran kita dan menjauhkannya paling tidak satu hari saja agar tidak terus "meracuni" pikiran. Agar Covid-19 tidak terus bergelayut membayangi diri kita yang ujung-ujungnya menjadikan kita kehilangan produktivitas dan antusiasme untuk berbuat sesuatu yang berguna.