Mengintegrasikan informasi berdasarkan identitas khusus seperti ID Card, NIK, NPWP, No. KTP, dan sejenisnya merupakan dasar pedoman melakukan koneksi informasi dari basis data satu ke basis data yang lain.Â
Identitas khusus ini bisa diibaratkan sebagai jembatan penghubung yang menjadi jalan bergabungnya dua informasi atau lebih menjadi satu tampilan data yang lebih mudah untuk disimak, diamati, dan dianalisa.
Meski tidak terlihat sebenarnya spasi turut serta membentuk identitas khusus atau unik tersebut yang mana jikalau hal itu tidak dicermati akan membuat kita melewatkan satu atau lebih informasi penting yang gagal terhubung atau sebaliknya.
Perihal spasi ini sendiri, saya beberapa kali melewatkan informasi penting karena basis data yang seharusnya terhubung dengan tampilan layar utama ternyata gagal dikoneksikan. Sebuah spasi yang tak kasat mata ternyata menjadi pangkal permasalahannya.
Untuk memberikan gambaran mengenai situasi ini saya akan coba memberikan sedikit ilustrasi.
Misalnya ada hasil packing pekerja borongan per hari untuk periode dua minggu pertama sebagai berikut :
Rekap hasil borong mingguan tersebut sebenarnya hanya mengoneksikan basis data dari hasil borong harian pada tabel 1 dan tabel 2 menggunakan fungsi SUMIF. Dengan demikian seharusnya hasil yang dimiliki Badu pada kedua adalah 251.
Fungsi SUMIF sendiri memiliki rumusan (Range, Criteria, Sum Range) yang mana dalam hal ini "Range" itu adalah kolom "Nama" pada tabel 1 dan tabel 2. Sedangkan "Sum Range" adalah kolom "Total", dan yang berlaku sebagai "Criteria" adalah nama yang terdapat pada tabel 3.
Criteria atau Range yang terselip tanda spasi di dalamnya akan menjadikan keunikan yang terdapat di sana berubah.Â
"Badu" adalah Range atau Criteria yang khas terdiri dari empat huruf B-a-d-u. Hal kesepadanan antara Criteria pada tabel 3 dan Range pada tabel 1 dan tabel 2 menjadikan fungsi SUMIF beroperasi secara normal.