Apa yang menjadi sebab dan cikal bakal dari terciptanya suatu konflik di lingkungan kerja? Faktor emosi sepertinya menjadi salah satu hal yang cukup berpengaruh. Gegara emosi yang terbakar maka seorang bos bisa dengan mudahnya meluapkan amarah kepada anak buahnya.Â
Gegara emosi juga sesama rekan kerja bisa bertengkar hebat. Gegara emosi juga seseorang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya.Â
Emosi sangat berpengaruh dalam menciptakan iklim pekerjaan yang bersahabat atau sebaliknya penuh dengan ketidaknyamanan.
Suasana kerja yang penuh konflik oleh karena pengaruh emosi tentu mengharuskan faktor dasar itu dirubah sedemikian rupa sehingga menjadi lebih nyaman bagi setiap pihak yang terlibat.Â
Misalnya sebuah tempat kerja yang sebelumnya menempatkan satu atau beberapa orang dengan kecenderungan emosi meluap-luap maka suasana kerja akan berpotensi lebih cepat panas dibandingkan lingkungan kerja yang ditempati orang-orang dengan sikap saling menghargai dan menjaga emosi satu sama lain.Â
Perubahan kondisi hanya akan terjadi melalui dua jalan. Pertama, digantikannya orang lama dengan orang baru yang mana memiliki kecenderungan emosi yang bertolak belakang. Atau kedua, tetap dengan orang yang sama, namun dengan mengubah emosinya.
Bulan Ramadan terkategori sebagai jalan kedua di mana ia bisa mengusik sisi emosi sehingga menjadi lebih terkendali. Orang-orang yang punya kecenderungan pemarah seharusnya lebih mampu menahan amarahnya atau ibadah puasanya akan berkurang nilai pahalanya.Â
Mereka yang cenderung membicarakan orang lain dari belakang seharusnya lebih mampu menghindari hal itu karena bisa berakibat hangusnya nilai pahala puasa.Â
Emosi seseorang benar-benar dilatih untuk tidak bertindak dengan semena-mena. Ada kontrol terhadap emosi yang memungkinkan efek buruk dari luapan emosi bisa dihindari.
Kondusivitas Kerja Pasca Ramadan