Bedanya, mereka memiliki Surat Ketetapan (SK) yang membuat mereka memiliki wewenang serta tanggung jawab yang lebih tinggi daripada yang lain. Sehingga hubungan kita dengan mereka sebenarnya tetaplah sama sebagaimana manusia yang satu dengan yang lain.Â
Barangkali ada ketakutan untuk dimarahi, diberi sanksi, ataupun dipotong gaji. Akan tetapi hal itu sebenarnya tidak pernah mengurangi secuil apapun dari apa yang kita miliki.
Gaji hanyalah sebagian dari jalan rezeki yang kita miliki. Dan rezeki sebagaimana kita tahu hal itu kaitannya dengan Sang Maha Pemberi Rezeki. Sehingga ketakutan kita, kekhawatiran kita, dan kegelisahan kita terhadap para atasan dengan segala karakteristik kepribadiannya bisa dibilang tidak beralasan. Pikiran kita harus disadarkan bahwa kita memiliki jalan rezeki yang sejatinya sudah digariskan oleh-Nya.
Begitu halnya dengan kemungkinan pressure dari para atasan sampai pada titik tertentu kita mendapatkan "serangan" emosi yang mengusik pikiran. Apabila hal itu tidak disikapi secara tepat maka kita akan merasa sebagai pribadi paling sial seidunia.Â
Oleh karena itu menata pikiran, tindakan, dan perilaku kita sangat diperlukan agar semuanya memiliki keselarasan untuk menunjang kebahagiaan yang didambakan itu.Â
Dengan demikian kebahagiaan ditempat kerja pada dasarnya yang paling menentukan bukanlah orang-orang yang ada disana. Bukan juga killer tidaknya sang atasan yang membawahi kita.Â
Melainkan semua kembali pada diri kita masing-masing terkait sejauh mana kita mampu untuk menata pikiran, perilaku, dan juga tindakan agar kebahagiaan yang kita alami senantiasa berada pada level yang diinginkan.
Salam hangat,
Agil S Habib
Refferensi :
[1]