Bukan tidak mungkin hal-hal kecil yang berada dalam kendali pekerjaan si anak buah akan turut disinggung dan dipermasalahkan meskipun biasanya hal itu tidak terlalu diperhatikan.
Sebagai seorang atasan, setiap masalah yang terjadi tentu akan membuat mereka berada dalam sorotan dari tataran yang lebih tinggi. Sehingga memang sepatutnya mereka mampu mengondisikan. Hanya saja memang ada beberapa keterbatasan yang membuat mereka tidak memungkinkan mereka bergerak bebas.Â
Salah satunya adalah jam tugas mereka yang seringkali berbeda dengan sebagian pekerja lain khususnya di shift kerja tertentu. Sehingga yang para atasan ini harapkan sebenarnya adalah instruksi kerja, standar prosedur, dan arahan yang ada diikuti serta ditaati dengan sebagaimana mestinya oleh segenap pekerja pada jam manapun mereka bertugas.
Agar sebuah perbaikan dapat berlangsung secara optimal maka tentu sasaran yang dibidik mesti tepat. Jika yang memicu ketidakberesan adalah mereka yang bertugas pada shift kerja tertentu maka mereka sendirilah yang harus menanggung risiko, menerima teguran, atau mungkin "diadili". Bukan justru meluapkannya pada pekerja lain yang sejatinya sudah mengupayakan pelaksanaan tugas secara optimal dan memperbaiki keadaan atas masalah yang ditimbulkan oleh shift kerja sebelumnya.Â
Sistem manajerialnya harus didesain sedemikian rupa sehingga semua pekerja di seluruh jadwal kerja turut bisa menjalani dan mentaati setiap prosedur dengan sama baiknya. Bukan semata mereka yang berada di shift 1 pekerjaan saja yang menjadi sorotan, melainkan juga para pekerja lain yang bertugas di jam kerja yang berbeda. Dengan demikian prinsip fairness bisa benar-benar diimplementasikan secara tepat, dan para pekerja bisa benar-benar bertanggung jawab terhadap tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H