Padahal kita tahu bahwa tidak semua orang memiliki latar belakang yang sejenis dengan bidang ini atau setidaknya memiliki ketertarikan menekuni pekerjaan yang menyangkut teknologi informasi. Sehingga rasa-rasanya akan sangat sulit bagi seseorang untuk merubah haluan 180 derajat dari bidang keahlian yang dimilikinya saat ini menjadi seratus persen sama dengan profesi paling populer di dunia kerja. Perlu adanya titik temu antara bidang yang diminati dengan bidang pekerjaan apa yang dibutuhkan agar mereka yang berada "diluar radar" tetap mendapatkan kesempatan yang sama untuk tetap eksis di profesinya masing-masing.
Primadona Keahlian
Dorie Clark melalui bukunya Stand Out menyatakan pentingnya menggabungkan beberapa bidang keahlian agar seseorang tampil sebagai thought leader. Dengan kata lain sangat penting kiranya bagi kita untuk membekali diri dengan beberapa jenis keterampilan sehingga menjadikan diri kita suatu "paket lengkap" yang terlihat lebih istimewa dibandingka orang lain. Seorang pekerja yang mahir mengoperasikan Microsoft Office itu baik. Namun seorang pekerja yang mahir menggunakan Microsoft Office dan membarenginya dengan keterampilan analisis mumpuni tentu akan lebih baik. Apalagi jika ia juga pintar membuat tampilan presentasi yang menarik sehingga memudahkan penyampaian informasi kepada pihak lain maka hal itu semakin lebih baik lagi.
Bagaimanapun juga ada beraneka ragam minat pekerjaan serta berbagai macam latar belakang keahlian yang dimiliki oleh seseorang. Kondisi semacam ini tentunya tidak bisa disamaratakan bahwa seseorang harus bisa pemrograman komputer, mahir coding, jago statistik, ataupun menguasai matematika demi tetap bertahan di era digital seperti sekarang.Â
Mereka yang sudah membaur lebih dulu dan "beruntung" menjadikan digitalisasi sebagai bagian dari profesinya mungkin harus lebih bersyukur karena berada pada momen keemasan. Sementara bagi kita yang berada diluar "radar" tetap tidak boleh meratapi nasib atau terlebih berputus asa. Kita harus terus berupaya mencari celah agar tetap bisa mengais keuntungan pada zaman ini dengan bekal keterampilan, minat, ataupun latar belakang pendidikan yang "terlanjur" ada pada diri kita saat ini.
Hal itu amat sangat mungkin dilakukan karena sebenarnya tampilnya suatu jenis profesi menggungguli profesi yang lain adalah karena momennya saja. Sekarang adalah masanya digitalisasi dan hampir semua orang berlomba-lomba menerjuninya. Padahal 20 tahun lalu zaman menampilkan primadona profesi pekerjaan lain yang samasekali berbeda. Bukan tidak mungkin bertahun-tahun mendatang akan kembali terjadi dinamika yang membuat seseorang berfikir ulang tentang status populer dari profesi yang digelutinya pada saat itu.
Keahlian "Sapu Jagat"
Akan tetapi ada beberapa keahlian didalam pekerjaan yang tetap bisa bertahan pada situasi dan kondisi apapun tidak peduli zaman sedang memproklamirkan profesi apapun sebagai primadonanya. Sejak zaman Alexander Graham Bell membuat telepon pertama hingga sekarang smartphone ada di genggaman kita, beberapa keahlian berikut sepertinya masih terus relevan untuk dikuasai.Â
Keterampilan ini ibarat keahlian "sapu jagat" yang keberadaanya senantiasa diperlukan untuk segala jenis pekerjaan atau profesi. Dan bagi para peserta program Kartu Prakerja khususnya beberapa jenis keahlian tersebut sangatlah direkomendasikan untuk dipelajari, diasah, dan didalami. Kita tidak tahu pada bidang pekerjaan apa nantinya kita akan memperoleh kesempatan. Namun yang pasti kita harus bersiap untuk itu semua.
>> Manajemen Waktu / Manajemen Diri
Sepintas ilmu tentang manajemen waktu dipandang sebagian orang tidak akan memberikan pengaruh besar terhadap upaya kita menghidupi diri secara ekonomi. Padahal justru sebaliknya. Manajemen waktu memiliki kontribusi besar dalam melakukan tata kelola prioritas pembelajaran dan pengembangan diri serta membantu dalam hal membuat skala prioritas penuntasan pekerjaan.Â
Terlebih bagi seseorang yang melibatkan diri dalam program Kartu Prakerja yang dimaksudkan untuk menempa serta mempersiapkan diri menyambut pentas persaingan profesi. Tanpa adanya manajemen waktu yang baik maka batasan waktu yang disediakan oleh panitia pelaksana program akan sia-sia. Apalagi kabarnya insentif pelatihan yang diberikan kepada peserta akan hangus apabila tidak digunakan dalam 30 hari. Ini artinya perlu adanya pemetaan materi pelatihan yang hendak diikuti dalam kurun waktu tersebut, kapan waktu akan mengikuti aktivitas pelatihan, dan lain sebagainya.
Selain itu, selayaknya suatu pelatihan tentu diharapkan mampu memberikan dampak perubahan positif kepada yang mengikuti. Dengan setiap orang bertanggung jawab pada upaya perbaikan kompetensi dirinya masing-masing maka membuat kurikulum pengembangan diri pribadi sepertinya perlu dilakukan. Membuat daftar pengetahuan yang perlu digali lebih lanjut dalam beberapa waktu mendatang. Terlebih dengan besaran insentif yang terbatas maka kita harus jeli dalam memilih dan memiliah keterampilan mana yang perlu ditempuh dari jalur berbayar atau cukup dengan melihat website gratisan saja.
Tidak hanya itu, sebagai orang yang bertujuan memiliki sumber penghasilan sendiri melalui bidikan posisi karyawan ataupun membuka usaha sendiri hal itu mengharuskan kita untuk tidak berpangku tangan. Dalam artian bahwa wajib bagi kita untuk terus mencari peluang kesempatan, mengasah keterampilan, serta mengembangkan diri dalam batas keahlian yang kita inginkan.Â
Bukan semata berpangku tangan dan menunggu pekerjaan datang dengan sendirinya. Dalam rentang masa-masa penantian tersebut sepertinya kita perlu memiliki pijakan untuk mengelola diri kita sehingga senantiasa menjadi pribadi yang terus berkembang. Dan sebagai start awal bolehlah kiranya peserta program Kartu Prakerja menjadikan Manajemen Waktu / Manajemen Diri sebagai salah satu keahlian yang perlu dipelajari.
>> Productivity Knowledge
Sudah bukan rahasia lagi kalau perihal produkvitas senantiasa menjadi persoalan yang kerapkali dikeluhkan oleh para pelaku usaha. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah pernah mengatakan bahwa besaran upah minimum yang dikeluarkan oleh pengusaha tidak sepadan dengan produktivitas yang dihasilkan oleh pekerja. Hasil pantauan Organisasi Buruh International (ILO) pun menunjukkan tingkat produktivitas domestik yang rendah. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa tingkat produktivitas buruh di Indonesia merupakan nomor dua terendah se-ASEAN. Ini tentunya bukan suatu kabar baik mengingat efek negatifnya terhadap pertumbuhan ekonomi negara kita.
Pihak  penyedia pekerjaan tentunya menginginkan para pekerja yang memiliki produktivitas mumpuni untuk menopang keberlangsungan bisnisnya. Dengan kata lain perkara produktivitas ini akan turut mempengaruhi peluang seseorang untuk eksis atau tidak dalam pekerjaannya. Seandainya perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk merumahkan sebagian pekerjanya dan mempertahankan sebagian yang lain tentu mereka akan memilih para pekerja paling produktif untuk dipertahankan. Lantas bagaimana kita akan masuk kedalam kelompok produktif tersebut jikalau perihal produktivitas sendiri kita tidak tahu atau abai terhadapnya?
Wawasan tentang produktivitas (productivity knowledge) hendaknya mendapatkan porsi perhatian lebih untuk dimiliki oleh seseorang. Terlepas nantinya ia berlaku sebagai pekerja atau sebagai pencipta lapangan kerja. Sebagai pekerja, seseorang yang berwawasan produktivitas akan memiliki kepekaan lebih terhadap kondisi pekerjaannya sehingga lebih berpeluang untuk tergerak melakukan perbaikan (improvement). Sementara sebagai pengusaha seorang dengan wawasan produktivitas akan senantiasa berinovasi melakukan pembaruan serta perbaikan pada segenap lini usahanya sehingga membuatnya berkembang menjadi lebih baik.
Wawasan dan pemahaman perihal produktivitas merupakan dasar berfikir dan bertindak yang akhirnya akan mengilhami munculnya pemikiran yang inovatif, kreatif, dan juga efektif. Gagasan besar akan mungkin tercipta dari mereka yang memegang prinsip produktivitas dalam kehidupannya. Agar prinsip-prinsip produktivitas mengakar kuat dalam benak seseorang maka tidak ada cara lain selain mempelajarinya. Seorang pekerja level terbawah hingga teratas akan mengetahui bahwa suatu kondisi perlu untuk dilakukan perbaikan jikalau "alarm" produktivitas didalam dirinya menyala yang menggelitik nalurinya untuk menyerukan langkah perubahan.
>> Analytic Knowledge
Sama halnya dengan produktivitas, perihal kemampuan menganalisa merupakan nilai tambah tersendiri bagi seseorang untuk memeriksa baik tidaknya suatu situasi dan kondisi yang berada didekatnya. Jikalau pengetahuan mengenai produktivitas menjadikan kita tahun mana kondisi ideal dan mana yang tidak, maka kemampuan analisis akan memungkinkan kita untuk merunut ujung pangkal dari suatu peristiwa.Â
Mengaitkan satu aspek kemungkinan dengan beberapa aspek kemungkinan yang lain berdasarkan beberapa referensi informasi yang diterima. Dalam hal ini kita tidak sebatas bahwa ada sesuatu yang bermasalah, melainkan kita juga bisa mencari tahu seperti apa gerangan kondisi masalahnya, darimana dan dimana masalah terjadi, kapan suatu masalah terjadi, dan seterusnya.
Kemampuan menganalisa adalah suatu keterampilan penting yang membedakan seseorang dengan orang yang lain. Kemampuan semacam ini tidak bisa berdiri sendiri. Perlu adanya wawasan pendukung lain yang turut mempengaruhi kualitas dari suatu analisa. Wawasan yang terbatas akan menjadikan seseorang melihat sesuatu pada batasan pengetahuannya saja. Akan tetapi mereka yang berwawasan luas akan memiliki sudut pandang yang lebih holistik terhadap suatu persoalan.
Meskipun begitu, proses menganalisa sendiri sebenarnya memiliki beragam alat bantu untuk lebih menyederhanakan suatu analisis dilakukan. Tools seperti Root Cause Analysis (RCA), matrix diagram, pareto chart, Statictical Process Control (SPC), dan beragam alat analisa lainnya bisa diterapkan untuk menganalisa beragam persoalan. Siapapun bisa memanfaatkan alat bantu tersebut dalam disiplin profesi kerjanya. Dengan memiliki kemampuan menganalisis maka setiap keputusan yang kita ambil tidak lagi sembarangan dilakukan, tapi sudah memiliki dasar pertimbangan yang kuat.Â
>> Bahasa Asing
Ada kata-kata bijak yang menyatakan bahwa bahasa adalah kunci untuk membuka jendela dunia. Dengan penguasaan suatu bahasa seseorang akan lebih mudah mengakses informasi dari sumber manapun yang mempergunakan bahasa sejenis. Lantas apa kaitannya hal ini dengan peserta program Kartu Prakerja? Sebelumnya sudah sempat disinggung perihal perlunya partisipan Kartu Prakerja untuk terus mengasah keterampilan dirinya. Padahal fasilitas yang diberikan oleh program ini bisa dibilang relatif terbatas. Sementara untuk memperkaya keterampilan seseorang sendiri jumlahnya sangat banyak. Dengan besaran insentif yang diterima dari pemerintah saja sepertinya hal itu tidak akan mencukupi untuk membuka semua ruang akses pembelajaran dan pengasahan keterampilan seseorang.
Jika kita kreatif maka sebenarnya masih banyak ruang pembelajaran yang terbuka luas di luar sana. Hanya saja bahasa yang digunakan tidak selalu menggunakan bahasa utama kita yaitu bahasa Indonesia. Ada cukup banyak informasi tersedia yang menggunakan bahasa asing seperti bahasa inggris. Tanpa adanya kemampuan memahami bahasa asing tersebut maka sepertinya ruang informasi untuk mendalami suatu keterampilan akan sia-sia belaka.
Mengikuti program Kartu Prakerja tidak berarti seseorang akan tuntas selesai sebatas pada dukungan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah melalui programnya tersebut. Seseorang harus bisa bertindak proaktif dalam upaya pengasahan dirinya khususnya dalam hal membangun keterampilan diri. Oleh karena itulah penting kiranya kita memiliki manajemen diri yang baik sebagaimana dijabarkan sebelumnya. Kemudian tingginya hasrat kita untuk belajar perlu dibarengi dengan strategi berkesinambungan dalam belajar. Yaitu kemampuan untuk menjelajah lebih jauh sumber-sumber referensi pengasahan diri utamanya yang berasal dari sumber diluar negeri.
Untuk awalannya seseorang cukup belajar bahasa asing dari penyedia layanan pengasahan keterampilan berbahasa asing yang kredibel dimana umumnya mereka ini berbayar. Mengenai hal ini peran insentif biaya pelatihan itulah yang harus benar-benar dioptimalkan. Memilih dan memilih jenis keterampilan pendukung yang sekiranya mampu memberikan manfaat jangka panjang.Â
Boleh jadi kita tertarik mengikuti pelatihan cara membuat video konten youtube karena dilandasi rasa penasaran saja. Sementara disisi lain sebenarnya jalur profesi yang paling memungkinkan untuk dijalani  samasekali tidak terkait dengan pelatihan semacam itu. Dalam hal ini alangkah baiknya apabila seseorang mengikuti pelatihan yang terkait langsung dengan kebutuhan profesinya atau memilih mengikuti pelatihan bahasa asing yang sewaktu-waktu nanti keterampilan ini akan tetap bisa dipergunakan untuk menggali informasi lain yang dibutuhkan dalam balutan bahasa asing. Manfaatnya akan jauh lebih terasa.
Mempelajari sesuatu itu memang penting. Tapi mempelajari hal yang menjadi landasan untuk mempelajari sesuatu jauh lebh penting. Analoginya, membaca sebuah buku itu penting. Tapi mengetahui cara membaca buku itu jauh lebih penting. Alat bantu untuk menjembatani suatu pemahaman merupakan suatu keterampilan yang akan bertahan dalam jangka waktu lama. Terlebih dengan adanya batasan dimana kita hanya bisa memilih sedikit diantara banyaknya pilihan. Maka memilih suatu jenis keterampilan yang memungkinkan kita untuk lebih muda mengakses keterampilan yang lain adalah suatu keharusan.
>> Komunikasi
Akan sangat percuma apabila seseorang memiliki segala jenis kemampuan hebat, gagasan besar, ide kreatif, dan terobosan luar biasa apabila tidak dibarengi dengan cara penyampaian yang baik. Semua itu harus mampu disuarakan dan disampaikan kepada yang memerlukan secara tepat dan akurat. Dalam hal ini diperluakan kemampuan komunikasi yang baik. Entah itu komunikasi via tulisan ataupun secara lisan.
Selain sebagai sarana untuk menyampaikan suatu pandangan, komunikasi juga sangat penting untuk menciptakan situasi kerja yang kondusif, membangun kehangatan hubungan di suatu komunitas, dan lain sebagainya. Beberapa keterampilan seperti seni berbicara di hadapan umum atau keterampilan membuat bahasa tulisan yang baik hendaknya menjadi salah satu fokus yang perlu diasah. Dengan memahami seluk beluk komunikasi maka hal-hal penting yang menyangkut teknis pekerjaan atau profesi akan lebih mudah untuk ditunaikan serta memberikan hasil akhir yang sesuai harapan.
Komunikasi merupakan kunci untuk banyak hal. Bagi mereka yang berstatus pekerja hal ini akan memudahkan koordinasi dan interaksi antar sesama pekerja. Sementara bagi pengusaha hal itu bisa juga membantu dalam memuluskan keberhailan mendapatkan proyek, menjalin relasi bisnis, atau menjalin kesepakatan penting demi keberlangsungan bisnis di masa depan. Dengan demikian mendalami keterampilan komunikasi merupakan sebuah keuntungan yang sangat besar.
Apapun situasinya persiapan tetap harus dilakukan. Zaman mungkin akan menghadirkan beberapa jenis profesi tertentu lebih digandrungi daripada beberapa jenis profesi yang lain. Akan tetapi beberapa keterampilan tertentu yang saya sebut sebagai keahlian "sapu jagat" akan selalu memiliki ruang untuk berdaya guna. Manajemen waktu / manajemen diri, productivity knowledge, analytic knowledge, bahasa asing, dan komunikasi akan memiliki manfaat besar apapun status profesi atau pekerjaan seseorang.