Bahagia Menjadi Pekerja Rata-rata
Seorang pekerja dengan level rata-rata tidak perlu menunggu mendapatkan promosi jabatan, kenaikan gaji tunjangan, atau menempati posisi bergengsi pekerjaan. Menjadi pribadi rata-rata tidak perlu untuk disesalkan. Dengan status karir yang biasa-biasa saja, bekerja di tempat kerja tidak terkenal, dan dengan peran yang sepertinya tidak terlalu menonjol. Tapi sayangnya disadari atau tidak kita cenderung lebih suka untuk show off keluar dan menampilkan diri agar "terlihat" oleh orang lain. Seakan-akan terlihat istimewa dimata orang lain adalah segalanya. Padahal ketika ada satu orang yang diistimewakan maka akan ada orang lain yang terabaikan. Ketika seseorang berada pada posisi diistimewakan barangkali hal itu akan menyenangkan. Lantas bagaimana ketika seseorang tengah dalam posisi terabaikan? Untuk itulah tulisan ini dimaksudkan agar seseorang tetap bisa berbahagia meski berada dalam status pengabaiannya.
Mulai dari pekerja level bawah, menegah, hingga yang paling berkuasa sekalipun sebenarnya punya peluang yang sama untuk menikmati situasi dan kondisi yang mereka alami. Bahagia bukanlah tentang siapa menjadi apa. Namun lebih kepada memetik hikmah dari apa yang sudah ada dan dipunya. Kita mungkin bukanlah sebuah benda yang dikaitkan ke rantai untuk ditarik. Kita mungkin juga bukan sosok-sosok yang menarik rantai itu. Dimana diantara keduanya seringkali mendapatkan perhatian lebih dari yang lain. Meskipun kita hanyalah bagian dari mata rantai yang terlihat seolah-olah sama seperti kebanyakan orang yang lain, justru keberadaan kitalah yang menjadikan kita istimewa. Istimewa tidak selalu tentang berbeda dengan yang lain, tetapi juga tentang keberadaan.
Tidak masalah menjadi pekerja rata-rata yang mungkin tidak dipandang istimewa. Menjalani aktivitas dengan cara yang biasa, rutin, dan tidak terlihat mewah. Meskipun begitu sepertinya kita tetap harus bangga dan membusungkan dada bahwa tampak biasanya diri kita merupakan bagian dari kebahagiaan yang barangkali didambakan oleh orang-orang yang berupaya menjadikan dirinya luar biasa. Mungkin sebuah senyuman lebih mudah tersungging dari kita yang biasa ini daripada mereka yang bergaya mewah.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H