Sejauh ini kebanyakan landasan teori masih mengacu kepada relativitas khusus Albert Einstein dimana benda yang mampu bergerak mendekati kecepatan cahaya akan mengalami perlambatan waktu. Meskipun memerlukan energi yang luar biasa besar tapi secara teoritis hal itu memungkinkan seseorang untuk menjelajah masa depan.
Sementara untuk menjelajah kembali ke masa lalu menurut salah seorang fisikawan dari California Institute of Technology, Kip Thorne, hal itu dirasa tidak mungkin. Paling tidak untuk saat ini.Â
Barangkali ketika teknologi semakin berkembang dimasa yang akan datang ilmu-ilmu baru bisa mencari jawaban atas pertanyaan perihal mungkin tidaknya time travel ke masa lalu dilakukan.Â
Sehingga untuk menilai apakah sudut pandang versi Marvel atau DC yang benar dalam rangka menggambarkan "peraturan" time travel masih membutuhkan waktu panjang.Â
Tapi sebenarnya Marvel sendiri tidak sepenuhnya konsisten dengan sudut pandang yang dipergunakan dalam Avengers : Endgame, mengingat dalam salah satu film garapan 20th Century Fox untuk karakter X-Men khususnya pada film X-Men : Days of Future Past terdapat suatu peristiwa dimana Wolverine diutus oleh Profesor X, Magneto, dan segenap teman-teman mutan yang lain untuk kembali ke masa lalu guna "memperbaiki" sejarah sehingga para Sentinel atau pemburu mutan tidak jadi diciptakan. Dalam film ini terlihat jelas bahwa sudut pandang Marvel tentang waktu justru memiliki kesamaan dengan versi DC.
Gambaran tentang perjalanan waktu yang ditunjukkan oleh Marvel maupun DC melalui karya-karyanya tentunya membuat banyak orang tertarik menyelami lebih jauh seperti apa sebenarnya cara kerja waktu itu sendiri. Sayangnya, kita semua masih harus bersabar untuk melihat pembuktian sebenarnya dari dua "aliran" sudut pandang tersebut.Â
Bukan tidak mungkin pandangan lain tentang time travel akan muncul di masa-masa mendatang. Tapi mendiang Stephen Hawking dalam buku A Brief History of Time memberikan penjelasan menarik perihal peristiwa seandainya time travel benar-benar bisa dilakukan.Â
Ia menyebut hal itu sebagai Grandfather Paradox, yaitu seandainya si A membuat mesin waktu kemudian kembali ke masa lalu untuk membunuh kakeknya maka ayah dari si A tersebut tidak akan lahir.Â
Dengan demikian si A juga tidak akan lahir. Sehingga si A pun tidak akan pernah membuat mesin waktu. Jika mesin waktu tidak pernah dibuat maka si A tidak akan kembali ke masa lalu untuk membunuh kakeknya. Begitu seterusnya. Jadi menurut Stephen Hawking apapun yang dilakukan dimasa lalu tidak akan mengubah masa depan.Â
Kalau berdasarkan penjelasan ini bukankah seharusnya sudut pandang time travel versi Marvel pada Avengers : Endgame yang benar? Eits, jangan buru-buru. Semuanya masih dalam kajian teoritis. Sementara untuk faktanya sepertinya masih akan menjadi misteri yang butuh waktu panjang untuk dipecahkan. Â Â
Â