Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kompensasi Usiamu dengan 7 Kemampuan Ini agar Awet dalam Karier

10 Februari 2021   12:09 Diperbarui: 12 Februari 2021   08:32 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir selalu lowongan pekerjaan yang di-publish ke publik senantiasa menyertakan persyaratan para aplikan harus berada pada rentang usia tertentu. 

Tidak sedikit perusahaan atau organisasi bisnis yang mengharuskan calon pekerjanya berusia maksimal tertentu sehingga para orang "tua" tidak berhak untuk bersaing dalam memperebutkan suatu posisi pekerjaan.

Saya juga termasuk seseorang yang pernah merasakan dampak dari "aturan" ini sehingga gagal bersaing masuk ke suatu perusahaan hanya karena usia saya berada diluar rentang yang diinginkan.

"Pertambahan usia adalah satu dari sebagian hal yang tidak mungkin untuk dihindari. Seiring waktu kita semua pasti semakin menua. Kemampuan fisik mungkin berkurang. Tapi disisi lain kita memiliki peluang besar untuk unjuk kemampuan yang lain. Sebuah kemampuan yang barangkali mampu mengompensasi pertambahan usia kita."

Tidak sedikit perusahaan yang lebih mengutamakan darah muda ketimbang orang-orang yang lebih senior. 

Dengan standar minimal jabatan yang sama, mereka yang berusia lebih muda dianggap lebih mampu atau berpotensi lebih berkembang ketimbang mereka yang sudah "uzur". 

Biarpun sebutan uzur itu sendiri sebenarnya belum memiliki landasan saintifik yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan untuk memvonis seseorang apakah memiliki prospek yang lebih baik dalam menjalankan pekerjaan atau sebaliknya. 

Tapi stigma anak muda lebih mudah untuk "dibentuk" masih cukup mendominasi pemikiran para perekrut. Padahal mereka yang lebih berusia bukan tidak mungkin memiliki kelebihan yang jauh lebih berharga bagi suatu organisasi bisnis ketimbang mengedepankan generasi yang lebih muda.

Ilustrasi usia tua | Sumber gambar: time.com / getty images
Ilustrasi usia tua | Sumber gambar: time.com / getty images
Usia kerapkali menjadi penghalang seseorang untuk berkarya. Seperti keluhan yang disampaikan seorang teman baru-baru ini. "Saya sudah berusia 32 tahun, apakah ada perusahaan yang masih mau menampung?". 

Seakan terlihat jelas kerisauan didalam hati rekan saya itu bahwa dengan usianya tersebut akan menjadi penghalangnya untuk memenangi persaingan dengan orang-orang yang berusia lebih muda darinya. 

Apalagi ia "hanya" berlatar pendidikan setara SMA dan merasa bahwa hal itu akan semakin menjadikannya terabaikan dalam persaingan.

Dalam konteks yang dialami oleh rekan saya tadi usia dan pendidikan adalah kegelisahan utama. Namun dalam banyak kasus perihal usia sepertinya lebih memantik kekhawatiran banyak orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun