Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Sosok "Madam" Bansos dan Ingatan Korupsi Hambalang

22 Januari 2021   08:18 Diperbarui: 22 Januari 2021   08:46 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini media diramaikan perihal sosok misterius yang dilabeli sebutan "Madam" seiring terkuaknya skandal korupsi dana Bantuan Sosial (Bansos) yang melibatkan mantan Menteri Sosial (Mensos) yang sekaligus politisi asal PDI Perjuangan, Juliari Batubata. Nama "Madam" sendiri populer setelah mediaTempo mempublikasikan hasil penelusurannya untuk menelisik lebih jauh perihal kasus korupsi yang melibatkan para elit ini. Seperti sudah ramai dikabarkan beberapa waktu lalu, korupsi dana Bansos untuk korban pandemi COVID-19 telah disunat sebagian jumlahnya oleh orang-orang yang semestinya penuh amanah untuk menjaganya. Bahkan dikabarkan menterinya kala itu (Juliari Batubara) turut mendapatkan fee sejumlah 17 milar rupiah. Besaran fee lain disinyalir juga diterima oleh beberapa orang dimana diantaranya ada sosok Madam yang belakangan viral itu.

Melihat dari istilah kata yang dipergunakan publik pun bertanya-tanya siapa gerangan si Madam ini. Sampai-sampai sempat terjadi trending medsos yang menuntut dibukanya tabir misteri sosok Madam ke muka publik. Kebanyakan orang pasti penasaran dengan sosok-sosok dibalik layar yang turut menikmati jatah dana bansos ini. Apalagi kasus kejahatan tindak korupsi ini terjadi pada masa pandemi. Sebuah tindak pidana yang sangat mungkin diganjar hukuman maksimal, hukuman mati.

"Jatah madam bebas potongan. Tapi jatah rakyat yang dipotong. Sungguh terlalu korupsi dana bansos ini dilakukan. Melakukan aksi bancakan diatas penderitaan rakyat yang membutuhkan. Publik tentu menantikan pengungkapan sosok Madam ke hadapan publik agar kita semua tahu siapa saja yang bermain dengan uang rakyat ini." 

Saat ini mungkin publik masih harus menunggu untuk mengobati rasa penasarannya sekaligus menahan diri untuk mencaci maki siapa sesungguhnya perempuan dewasa yang terkait kekuasaan dan berada dalam kelompok elit ini? Setidaknya ciri-ciri itulah yang digambarkan oleh "kritikus" politik, Rocky Gerung. Menurutnya juga sebenarnya gambaran publik sudah tertuju kepada siapa sosok madam sebenarnya. Hanya saja masih diperlukan bukti yang lebih kuat untuk mengungkap misteri sosok madam ini ke hadapan publik.

Sebenarnya publik pun hanya sebatas bisa menerka-nerka tanpa berani menyebutkan nama. Hal itu pula yang dilakukan oleh media Tempo dalam ungkapan hasil penelusurannya. Untuk saat ini sepertinya kita hanya bisa berharap pada KPK untuk mengungkap dan membuka kedok Madam ini kepada khalayak. Semoga saja tidak butuh waktu lama.

Ingatan Kasus Hambalang

Sepertinya roda kekuasaan dari waktu ke waktu beberapa kali mengalami dj vu. Ada beberapa peristiwa di masa lalu yang entah kebetulan atau tidak seperti terulang kembali di masa kini. Saat Partai Demokrat berkuasa dulu, terutama memasuki periode kedua kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), berbagai kasus karupsi besar terungkap yang mana kala itu ada nama-nama beken pentolan partai penguasa yang turut terseret kedalamnya.

Sosok seperti Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum mungkin yang paling banyak dibicarakan mengingat Andi tengah menduduki posisi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) sekaligus petinggi Partai Demokrat, sementara Anas Urbaningrum adalah Ketua Umum Partai Demokrat yang saat itu menjabat. Skandal mega korupsi Wisma Atlet dan juga Hambalang merupakan awal mula dari kehancuran keduanya. Bahkan lebih dari itu popularitas partai penguasa mengalami kemunduran yang luar biasa. Apalagi korupsi Hambalang disinyalir menjadi ajang bancakan elit politik saat itu untuk mendanai kepentingan terkait partai. Dan satu sosok besar dari partai waktu itu yang menerima fee besar dari "pemerasan" terhadap pelaksanaan proyek Hambalang adalah sang ketua umum yang akhirnya juga berstatus sebagai tersangka kasus korupsi, Anas Urbaningrum.

Tatkala mengingat-ingat kembali kasus Hambalang beberapa tahun lalu itu dan mengaitkannya dengan skandal korupsi dana bansos yang belakangan ini terjadi kok rasa-rasanya sosok Madam itu menjurus pada nama tertentu dengan "pola" mirip pada kasus korupsi Hambalang. Apalagi dalam tatanan sebuah partai dimana terdapat elitnya yang masuk dalam pusaran kasus korupsi maka tidak menutup kemungkinan adanya afiliasi, koneksi, atau komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung yang menghubungkannya dengan orang terpenting di partai tersebut. Meskipun rona-ronanya mengarah kesana, tapi saya sendiri tidak berani untuk menyebut namanya disini. Mungkin sosok Madam memang "orang itu" atau bisa jadi juga orang lain yang berstatus tinggi atau dekat dengan "orang itu". Mungkin orang yang memiliki hubungan darah dengan orang terpenting disana atau orang kepercayaan dari orang penting tersebut.

Selama KPK belum menyebutkan nama dari sosok Madam ini mungkin selama itu pula kita akan dibuat penasaran dan menerka-nerka. Kalau Rocky Gerung berharap agar KPK tidak segera mengungkap tabir sosok Madam sehingga tercipta keseruan yang lebih jauh, saya pribadi justru mendorong agar KPK segera menuntaskannya. Karena bagaimanapun juga akan kasihan sekali jikalau dia yang banyak disangka-sangka ternyata bukanlah yang dimaksud. Integritas seseorang bisa saja tersandra karenanya. Sehingga lebih cepat dikabarkan akan lebih baik. Menurutmu siapakah sosok Madam itu?

Salam hangat,

Agil S Habib

Refferensi :

[1]; [2]; [3]; [4]; [5]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun