Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Heboh Aldi Taher Pede Masuk Surga, Apakah Ada yang Salah?

21 Januari 2021   07:54 Diperbarui: 21 Januari 2021   08:12 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aldi Taher | Sumber gambar : jabarekspres.com / instagram @alditaher.official

Entah karena ada sesuatu yang salah atau memang banyak yang beranggapan bahwa menyebutkan optimisme masuk surga merupakan bagian dari suatu kekonyolan sehingga unggahan medsos Aldi Taher ramai diperbincangkan. 

Tak ayal unggahan dari salah satu selebritis tanah air itu pun mengundang banyak respon dari netizen. Termasuk di antaranya sosok kontroversial Denny Siregar yang menyindir Aldi bahwa surga yang diperuntukkan kepadanya adalah surga bentuk PDF. 

Lucu sih, tapi terkesan pedas khas Denny Siregar yang memang gemar memberikan komentar menohok kepada siapapun. Netizen yang lain pun ramai-ramai mengomentari posting-an mantan suami pedangdut Dewi Persik tersebut. 

Sebagian netizen tersebut menyatakan bahwa tidak semestinya Aldi Taher berkata seperti itu. Karena tidak sedikit dari ulama bahkan habaib yang merasa belum cukup amalannya untuk dianugerahi surga-Nya kelak.

Tapi jika harus memilih antara mengumbar optimisme masuk surga atau gegayaan masuk neraka (seperti yang sempat dikatakan Nikita Mirzani beberapa waktu lalu) maka lebih baik memilih untuk optimis masuk surga. Mengapa? Karena sejatinya fitrah manusia memang seharusnya menempatkan dirinya ditempat yang mulia itu. 

Nenek moyang kita Nabi Adam AS berasal dari sana, lahir disana, besar disana, sebelum kemudian "dipindahkan" ke dunia yang kita tempati ini. Bahkan seorang ulama kondang, Gus Baha, mengatakan bahwa masuk surga itu seharusnya lebih mudah karena umat Islam khususnya telah dibekali kunci surga dan bukan kunci neraka.

 "Aldi Taher pede masuk surga. Dengan kata lain ia memang ingin kesana. Lantas apakah kita punya keinginan serupa? Jika jawabannya 'iya' maka caranya bukan dilakukan dengan nyinyir pada cara ibadah orang lain. Tapi perhatikan kualitas ibadah diri kita sendiri apakah memang pantas atau belum untuk diapresiasi dengan layak oleh-Nya." 

Selain itu, panutan umat Islam Baginda Rasullullah Muhammad SAW juga pernah bersabda bahwa semua umat beliau akan masuk surga kecuali yang tidak mau. Apakah Aldi Taher mau masuk surga? Iya, tentu. Apakah kita juga ingin masuk surga? Pastinya. 

Lalu untuk apa kita terlalu mempersoalkan pernyataan Aldi Taher yang merasa percaya diri (pede) bisa masuk surga? Mungkin ada beberapa hal yang memang perlu diluruskan, salah satunya terkait ajakan Aldi untuk sering mengunggah ke medsos aktivitas kita dalam beribadah. 

Padahal tidak semua kegiatan ibadah itu patut diumbar kepada khalayak. Ada cukup banyak ibadah yang lebih diridhoi oleh-Nya justru karena hal itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Karena pada dasarnya alasan utama seseorang ditempatkan oleh Sang Pencipta ke surga adalah karena adanya ridho dari-Nya.

Kita masuk surga bukanlah karena amalan yang dikerjakan. Mengapa bisa seperti itu? Kalau dijabarkan pastiakan membutuhkan waktu yang sangat panjang. Tapi sederhananya adalah seseorang ditempatkan disurga itu idealnya adalah untuk selama-lamanya. 

Apabila patokannya adalah amal perbuatan manusia yang umumnya hanya berumur kisaran 70 - 80an tahun, maka logikanya surga itu hanya akan diberikan kepada seseorang tidak jauh dari rentang periode usianya tersebut atau dibuat beberapa kali lipatnya. 

Padahal usia yang dimiliki seseorang tidak setiap saat dilakukannya untuk menunaikan ibadah. Dengan keterbatasan seperti itu maka apakah pantas kita sebagai manusia mengharapkan berada di surga untuk selamanya?

Kita perlu untuk mawas diri. Menunaikan ibadah dengan sebaik mungkin adalah suatu keharusan. Demikian juga mengajak rekan sejawat untuk turut mengerjakan ibadah juga bagian dari kebaikan. Aldi Taher mungkin punya maksud baik dengan unggahannya tersebut, hanya saja ia masih harus memilih dan memilah kata-kata yang hendak ia utarakan. 

Bagaimanapun persepsi publik kita belumlah sepenuhnya memahami maksud dibalik keyakinan untuk masuk surga tersebut. Sehingga pernyataan yang berpotensi memicu pro kontra sebagai akibat kurangnya wawasan sebaiknya dihindari. Lagipula untuk apa mengunggah tindakan ibadah jika didalamnya tersirat perilaku riya', ujub, pamer, dan sejenisnya. Bisa-bisa sesuatu yang bernilai ibadah justru hangus karenanya.

Apa yang Aldi Taher sampaikan memang tidak sepenuhnya tepat, tapi juga tidak bisa dikatakan salah total. Ada hal baik yang ingin ia sampaikan. Dalam hal ini sebaiknya kita lebih memperhatikan diri kita masing-masing apakah kita sendiri sudah mempersiapkan diri sehingga layak menjadi penghuni surga? Inilah pentingnya belajar agama dari ahlinya. Bukan semata membaca dari berita internet atau tulisan tanpa sanad keilmuan yang jelas. 

Sebelum mengomentari orang lain apakah ia akan masuk surga atau tidak alangkah baiknya jika kita menanyakannya terlebih dulu pada diri kita sendiri. Toh, kita bukan panitia akhirat yang tidak punya kewenangan apapun dalam menentukan status tempat bernaung seseorang di hari kemudian itu.

Salam hangat,

Agil S Habib

Refferensi:
[1]; [2]; [3]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun